Part 10 : Jadian

1.4K 316 35
                                    

Thank you buat vote dan komentarnya ❤️ Jangan lupa vote dan komen lagi part ini. Yang buaaanyak ❤️🥰

***

Pesta pertunangan masih berlangsung hingga saat ini. Pasangan yang baru bertunangan itu pun sedang mengelilingi tempat acara untuk menyapa kenalan yang hadir. Cukup banyak ucapan selamat yang Zaidan dan Flora dapat dari tamu-tamu tersebut.

Begitu mereka sudah berada cukup jauh dari jangkauan penglihatan para tamu, Flora sigap melepas rangkulan Zaidan dari pinggangnya. Selama acara, lelaki itu betah bersandiwara dan menggamit mesra pinggangnya. Padahal Flora sudah merasa jengah karena berjarak terlalu dekat dengan sang calon suami.

"Sepanjang acara berlangsung, perasaan lo betah banget deh ngerangkul pinggang gue," ujar Flora mencibir. Wanita itu meraih gelas berisi minuman kemudian meneguk sedikit demi sedikit isinya untuk meredakan dahaga haus yang melanda. Sama sepertinya, Zaidan pun melakukan hal yang serupa.

"Lo nggak pernah berubah ya. Tetap aja pede kayak dulu," balas Zaidan menyeringai. Lelaki itu meneguk isi gelasnya lagi sebelum beralih menatap Flora. "Kita baru aja tunangan 'kan, Flo? Yakali gue nggak bersikap mesra sama tunangan gue sendiri? Yang ada orang-orang bakal mikir kalo kita korban perjodohan."

Zaidan menyahut dengan amat santai seolah tak memikul beban. Ia bersikap seakan-akan pertunangan mereka ini memanglah hal yang diinginkan.

"Masa?" sahut Flora tak begitu yakin dengan jawaban Zaidan. Matanya mencari-cari hal lain agar tak terus-terusan menatap Zaidan.

"Hmn. Emangnya lo pengen gue ngejawab yang kayak gimana ?" tanya Zaidan. Lelaki itu sudah meletakkan gelasnya ke tempat semula dan menatap lekat wajah Flora yang malam ini terlihat begitu jelita. "Apa mungkin lo pengen denger kalo gue sengaja meluk lo? Gitu ya, Flo?"

Sudah pernah Zaidan katakan, kalau ia suka melihat wajah Flora yang merona 'kan? Dan kini, ia bisa melihatnya lagi usai melontarkan pertanyaan tadi. Tak merasa puas membuat Flora salah tingkah, Zaidan malah melangkah maju mendekati Flora. Ia mempertipis jarak di antara mereka setelah memantau situasi sekitar.

"Lo mau apa?" tanya Flora yang terdengar mulai gugup. Wanita itu meneguk ludahnya dengan susah payah lantaran Zaidan kian mendekat padanya. Andai saja mereka tidak sedang berada di tempat umum, bisa jadi Flora tak masalah dan dengan senang hati meladeni lelaki itu. Tapi ingatkan dirinya, jika mereka masih berada di acara pesta. Tidak lucu kalau mereka ketahuan sedang mojok berdua tepat di hari pertunangan 'kan?

Melihat gelagat Zaidan yang kian aneh, Flora langsung melangkah menjauh dari lelaki itu. Ia memutuskan keluar dari tempat pesta yang merupakan aula hotel milik keluarganya. Tapi rupanya Zaidan malah mengekori dan sigap menahan tangannya. Bahkan, Zaidan lagi dan lagi memerangkapnya ke tembok.

"Kayaknya lo udah tau, gue mau ngapain 'kan, Flo? Makanya lo sengaja ngajak gue ke sini." Zaidan menyeringai licik sambil melirik bibir Flora yang malam ini dipoles lipstik berwarna agak gelap. Apa pun warna lipstik yang Flora pakai, nyatanya wanita itu selalu terlihat ayu. Dan, Zaidan sama sekali tak keberatan jika harus merusak lipstik yang melekat di bibir Flora.

Ugh, pemikiran macam apa itu?

Mengapa Zaidan merasa ketagihan dan ingin merasakan bibir Flora lagi dan lagi?

"Mesum!"

Zaidan terkekeh saat mendengarnya. Dulu, ia tidak terima kala Flora mengatainya seperti itu karena merasa bukan lelaki mesum. Tapi mengapa sekarang ia malah terlihat seperti lelaki mesum sungguhan?

"Tapi lo suka pas gue mesumin 'kan? Jujur aja kalo lo ketagihan ciuman gue, Flora." Zaidan semakin mempertipis jaraknya hingga hanya menyisakan beberapa jengkal saja dari Flora. Bahkan, mereka dapat merasakan hembusan napas satu sama lain. Sekarang pun, Zaidan menggerakkan tangan menyentuh dagu Flora agar tunangannya itu mendongak untuk tepat menatap ke arah matanya.

Unpredictable WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang