Part 8 : Ciuman Lagi

1.8K 285 14
                                    

Sorry, tadi kepencet publish padahal aku masih ngedit. Sekarang udah bisa dibaca ya. Jangan lupa vote dan komennya ❤️

***

Cincin nikah sudah berhasil didapatkan meski harus melalui perdebatan seperti yang biasa sering terjadi. Penjaga toko perhiasan tadi bahkan tak berhenti senyam-senyum sambil geleng-geleng kepala. Ketika Flora merasa tertarik pada cincin yang A, ternyata Zaidan malah yang B. Mereka berdebat dan saling mempertahankan pilihan masing-masing. Perdebatan itu tak kunjung berhenti jikalau Zaidan tak mengalah dan membiarkan Flora dengan pilihannya.

Sekarang ini, mereka telah tiba di butik milik Flora. Zaidan mengantar wanita itu lantaran tadi Flora pergi bersamanya. Ia pun mampir karena Flora ingin mengukur badannya untuk membuat setelan pakaian pertunangan juga pernikahan mereka nanti.

"Coba buka jas lo dulu deh," suruh Flora pada Zaidan setelah dirinya meletakkan tasnya di sofa dan meraih meteran jahit, buku catatan, dan juga bolpoin.

"Apaan pakai buka-buka segala? Kita belum nikah. Belum boleh buka-bukaan, Flo," sahut Zaidan yang membuat Flora memutar bola matanya malas. Ditatapnya lelaki itu yang malah menaikkan alis.

"Berhenti ngegodain gue deh. Kayak lo cakep aja. Gue nyuruh lo buka jas ya biar enak aja ngukur badan lo. Biar nggak ada kesalahan ukur. Bukannya karena mau ngapa-ngapain sama lo," balas Flora ketus. Didekatinya lelaki itu, kemudian ia membantu melepas jas yang dipakai Zaidan sebelum sang calon suami banyak bicara. Namun, Flora terbelalak kala Zaidan malah membuka kancing kemejanya juga. Untuk apa?

"Lo mau ngapain, heh? Jangan mikir mesum di sini!" Protes Flora sembari memukul kepala Zaidan dengan buku catatannya.

Wajah Flora merona karena kelakuan lelaki itu. Seumur-umur, ia belum pernah melihat lelaki dewasa ingin membuka pakaian seperti ini di hadapannya, kecuali di drama-drama yang pernah dirinya tonton.

"Tadi 'kan lo nyuruh gue lepas jas biar enak pas ngukur. Nggak sekalian gue lepas kemeja juga?" sahut Zaidan sambil menggerakkan alisnya turun naik.

Baru tiga kancing yang berhasil Zaidan lepas, tapi Flora sudah terlihat sangat panik. Padahal, ia masih mengenakan kaus di balik kemeja yang dipakainya. Bagaimana kalau nanti mereka sudah menikah dan saling buka sungguhan?

Flora yang baru menyadari kalau lelaki itu masih memakai kaus dalaman pun menghela napas lega. "Kalo kemeja nggak perlu kali. Lagian, siapa tadi yang bilang kalo kita belum nikah dan nggak boleh buka-bukaan?" sahut Flora memutarbalikkan ucapan Zaidan tadi.

"Buka aja kali ya? Udah tanggung soalnya," tukas Zaidan tanpa menghiraukan ucapan Flora yang sebelumnya. Hal itu tentu saja membuat Flora mencebikkan bibirnya kesal. Namun, Flora juga tak mau menanggapi dan membiarkan saja Zaidan melepas kemeja dan menyisakan kaus putih polos yang membungkus tubuh lelaki itu. Yang baru Flora sadari cukup indah. Oh tidak, sangat indah malah.

Flora tak pernah tahu, kalau setelah dewasa ternyata Zaidan memiliki badan seindah itu. Tubuhnya tinggi dan tegap, juga dilengkapi otot yang semakin membuatnya memukau.

Oh ya ampun, Flora. Lo harus fokus!

Flora berdeham singkat untuk mengusir rasa salah tingkahnya. Ia meminta lelaki itu berdiri kemudian mulai mengukur untuk pakaian atas Zaidan.

"Ternyata punya calon istri desainer terkenal enak juga ya. Jadinya nggak perlu repot nyari desainer lain dan nggak ngeluarin banyak biaya," ujar Zaidan menggoda Flora yang ternyata tidak ditanggapi oleh wanita itu. Melihat Flora yang diam saja, Zaidan pun merasa kebingungan. "Flo!"

"Apa sih? Nggak tau apa kalo gue lagi nyoba fokus? Salah sedikit aja, fatal jadinya," sahut Flora kesal. Ia memang berusaha fokus terhadap apa yang dilakukannya, juga agar tidak salah fokus karena Zaidan.

Unpredictable WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang