Berbohong itu dosa. Zaidan tahu itu, tetapi ia nekat melakukannya karena berpikir tak apa berbohong sekali untuk menolong Flora yang tadi menatapnya penuh permohonan. Namun, siapa yang bisa menyangka kalau semuanya menjadi rumit seperti ini.
Akibat kebohongan yang telah Flora buat dan sialnya ia malah mengikuti permainan wanita itu, kini orang tua Flora benar-benar mengira kalau mereka ada hubungan asmara. Terlebih lagi, orang tua Flora ingin jika mereka segera meresmikannya ke arah yang lebih serius. Ke jenjang pernikahan misalnya
Menikah?
Pacaran saja tidak, bagaimana bisa Zaidan menikahi Flora?
Pada usianya yang sekarang, bisa dibilang kalau Zaidan memang telah siap membina rumah tangga. Lelaki itu sudah mempunyai penghasilan tetap berkat mengembangkan perusahaan keluarga. Pengetahuannya pun sudah ada, hanya calonnya saja yang belum.
Andai dua tahun yang lalu Alena bersedia menikah dengannya, pasti sekarang Zaidan tak sendiri lagi. Tapi sayang, Alena menolak lantaran memang tak mencintainya dan juga terlalu banyak perbedaan di antara mereka. Baik Zaidan, maupum Alena tidak mungkin meninggalkan kepercayaan mereka masing-masing.
Menghela napasnya, Zaidan mengarahkan tatapan pada orang tuanya yang sejak tadi menunggu penjelasan. Sesampainya di rumah setelah makan malam keluarga yang malah ditambah dengan kehadiran keluarga Flora, jadilah kini Zaidan harus menghadapi orang tuanya yang seperti siap menyidangnya. Suasanya yang biasa hangat, kini mendadak sepi dan mencekam lantaran papa mamanya tak bersuara apa pun. Begitu pula halnya dengan adik-adiknya yang serempak menjadi patung dengan telinga terbuka dan siap mendengarkan.
"Abang beneran nggak ada hubungan sama Flora, Ma, Pa. Kami nggak pacaran," ujarnya jujur. Selama ini, orang tuanya mendidiknya dengan sangat baik. Lebih-lebih papa yang sangat Zaidan sayang dan banggakan. Akbar yang walaupun bukan papa kandungnya, tapi sudah mengupayakan segala yang terbaik untuknya.
"Papa percaya kamu, Bang. Tapi kenapa bisa orang tua Flora sampai ngira kalian pacaran? Kalo udah gini, kamu mau ngelakuin apa?"
Akbar tahu betul perangai sang anak. Sejak kecil Zaidan memang lebih dekat padanya dibandingkan Shanum. Ia yang selalu dicari sang anak. Sehingga Akbar bisa merasakan kalau apa yang terjadi saat makan malam tadi bukanlah hal yang sebenarnya.
"Kejadiannya sama sekali nggak terduga, Pa. Pas tadi Abang sampai di restoran dan habis nerima telpon dari Mama, tiba-tiba aja Flora narik Abang dan bilang ke orang tuanya kalo kami pacaran. Flora ngelakuin itu karena dia nggak mau dijodohin. Awalnya Abang nggak ada niat buat ikut campur urusan mereka, tapi Abang nggak tega. Apalagi Abang mikir nggak apa bohong buat bantuin dia kali ini aja. Tapi Abang nggak nyangka kalo dampak dari kebohongan itu malah kayak gini. Besok, Abang akan nemuin mereka dan bilang yang sebenarnya sekalian minta maaf," jelasnya panjang lebar.
"Kamu udah dewasa, Bang. Lain kali, pikirin matang-matang sebelum bertindak ya," balas Shanum buka suara. Wanita itu mengusap bahu Zaidan yang mana tangannya langsung digenggam sang anak.
"Iya, Ma. Maafin Abang ya."
"Ya sudah, yang paling penting, kamu harus secepatnya menjelaskan kesalahpahaman ini sama orang tuanya Flora, Bang. Kecuali kalo kamu emang mau nikahin Flora beneran, kita biarin aja kayak gini," sahut Akbar sembari menggerakkan alisnya menggoda sang anak.
"Pa... Ayolah, kami beneran nggak pacaran."
"Padahal Flora cantik loh, Bang. Keliatan baik juga. Kalo misalnya kalian beneran pacaran dan mau nikah pun, Mama sama Papa bakal setuju aja. Iya 'kan, Pa?" tanya Shanum yang diangguki suaminya.
"Tapi Abang nggak cinta sama dia, Ma. Kita akhiri obrolan soal Flora dulu oke, biar besok Abang jelasin semuanya sama orang tuanya."
"Ya sudah..."

KAMU SEDANG MEMBACA
Unpredictable Wife
RomanceIni cerita tentang Zaidan Willy Nugraha. Putra pertama pasangan Shanum-Andra (alm) dan Akbar (Unpredictable Wedding) *** Dulunya, Zaidan dan Flora merupakan teman sekelas yang tak pernah akur. Mereka sering bertengkar lantaran kesalahpahaman yang te...