Part 9 : Tunangan

1.4K 325 25
                                    

"Ya ampun, Flora... Lo jadi cewek kenapa bisa agresif banget kayak tadi?" rutuk Flora pada dirinya sendiri. Dari pantulan cermin, ia bisa melihat kalau wajahnya sudah merah padam. Tangannya pun terangkat untuk menyentuh bibir dan lehernya yang tadi sempat dicium Zaidan.

Selama ciuman mereka berlangsung, jantung Flora tak berhenti dibuat berdegup kencang. Ia pun sempat menahan napas saat Zaidan menatap matanya begitu intens. Ditambah lagi, tubuhnya mendadak terasa panas dingin ketika mereka sudah saling tindih-tindihan.

Mereka sama-sama dewasa dan Flora sadar jikalau hasrat sudah mulai menguasai. Bukan hanya dirinya sendiri, tapi Zaidan pun bisa merasakan itu. Maka dari itulah ciuman mereka bisa begitu panas. Beruntung lelaki itu segera menyudahinya sebelum semakin terlampau jauh.

Setelah kejadian ini, Flora merasa tak punya nyali untuk bertemu Zaidan lagi. Flora merasa sangat malu dengan perbuatannya juga takut jikalau Zaidan berpikir yang macam-macam tentangnya.

"Gue mesti gimana?" lirihnya kebingungan.

Baru kali ini Flora merasakan yang seperti ini. Dadanya berdebar hanya karena mengingat Zaidan, padahal belum tentu lelaki itu berpikir hal yang sama dengannya. Flora tidak tahu apakah mungkin Zaidan ingat padanya, atau paling tidak pada ciuman mereka.

"Kenapa harus lo yang lebih agresif sih, Flo? Kenapa nggak bisa diem aja pas dia nyium lo duluan?" rutuknya lagi.

Andai Flora diam saja dan tak membalas ciuman Zaidan, pasti tak akan seperti ini kejadiannya. Kini, nasi sudah menjadi bubur dan Flora tak bisa memutar waktu untuk mengembalikan semuanya. Ia hanya harus menyiapkan diri untuk menghadapi Zaidan jika mereka bertemu lagi. Yang pastinya pertemuan mereka akan semakin intens mengingat sebentar lagi keduanya akan melangsungkan pertunangan lalu menikah.

Sekarang ini saja, Flora dan Zaidan sudah sering berciuman bibir. Bahkan tadi sampai merambat ke leher seperti itu. Bagaimana jika mereka sudah menikah nanti? Apakah mungkin Flora akan kehilangan keperawanan tepat di malam pertama mereka?

Ya ampun, wajah Flora kian memerah ketika membayangkannya. Ia merasa sedikit tidak siap tetapi juga penasaran. Namun, di antara kedua rasa itu, rasa penasaranlah yang lebih mendominasi.

"Aish, Flora. Kenapa lo malah ngebayangin yang iya-iya sama dia!"

Entah akan jadi seperti apa malam pertama mereka nanti. Mungkinkah mereka berdebat sepanjang malam berlangsung dan berujung tak melakukan apa pun? Atau mereka akan sama-sama merasa canggung ataupun salah tingkah hingga memilih segera tidur dengan saling membelakangi? Ataukah malah saling serang begitu sudah berada di kamar dengan pintu tertutup rapat? Hmm... Flora penasaran.

Flora menjauh dari cermin meja riasnya lalu menghempaskan diri di kasur seraya meraih ponsel. Benar seperti dugaannya kalau grup alumni yang semula senyap mendadak ramai karena Doni membawa berita hangat tentang mereka. Ia memang sengaja mengatur mode diam pada ponselnya lantaran sudah yakin hal ini akan terjadi.

Betapa berisik ponselnya jika saja Flora tak mengatur mode diam. Sebab, sudah terdapat ratusan pesan di obrolan grup alumni mereka itu.

Doni : Hei guys, gue bawa info terupdate nih!
Doni : Penting banget!!!
Doni : Ini soal pasangan Tikus Kucing kita.

Lisa : Apaan sih, Don? Langsung aja nggak bisa apa? Hobi banget deh lo bikin orang jadi penasaran.

Rendra : Tikus Kucing? Zaidan sama Flora maksud lo? Kenapa sama Mereka?

Doni : Yoi. Tadi siang gue nggak sengaja ketemu Zaidan. Tau nggak dia lagi sama siapa?

Lana : Siapa emangnya?

Unpredictable WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang