Bab 17

13 3 0
                                    

“Don save WA baru gue. Audi!” sebuah chat dari sahabatku masuk ke whatsapp ku. Audi mengganti nomornya.

“Iya, kok ganti nomor?” balasku bertanya.

“Nomor gue yg lama udah ga aktif.” balas Audi.

Beberapa waktu yang lalu aku bertengkar dengan Audi, aku pikir dia takkan beritahu aku mengenai nomor barunya.

Aku tidak mau terjadi pertengkaran lagi diantara aku dan Audi, tapi selalu saja apa yang ku tanyakan kepadanya berujung pertengkaran.

Mungkin aku dan Audi sama-sama keras, jadi mudah terpancing emosi. Padahal tujuanku hanya bertanya, tapi Audi malah menanggapinya dengan emosional.

Amin pernah cerita, Audi tempramental orangnya. Dia gampang terpancing emosi, bahkan Amin pernah di hajarnya dengan pukulan dibagian perut hingga membuat lawannya tersungkur menahan sakit.

Amin:
“Gue pernah dipukul Audi bagian perut, dia tuh suka main tangan.” chat Amin menceritakan tentang Audi.

“Audi tuh orangnya kasar, orang tuanya aja berani dia bentak pake kata-kata kasar.” lanjut Amin bercerita.

“Didepan gue don, dia bentak ibunya njir.” Amin tampak gemas menceritakan kejelekan orang yang tak lain adalah sahabatku sendiri.

Aku hanya membaca chatnya tanpa membalas. Karena aku tak ingin menggubris omongan orang lain apalagi mengenai keburukan sahabatku.

~

AKU:
“Min! ini nomor barunya Audi, tolong lo simpan ya, siapa tau gue butuh bantuan lo.” aku mengirim pesan kepada Amin, memberikan nomor barunya Audi untuk disimpan.

AMMIN:
“Gue nyimpen nomor dia ini karena lo ya don? Gue gak mau berhubungan sama dia.” balas Amin.

AKU:
“Iya.” jawabku singkat.

Tujuanku ingin Amin dan Audi kembali baikan, walaupun aku tahu itu takkan pernah bisa lagi, karena Audi benar-benar tidak ingin berhubungan lagi dengan Amin. Begitu juga Amin.

Tapi aku bisa minta tolong lewat Amin, kalau sewaktu-waktu, aku dan Audi bermasalah dan putus kontak. Aku bisa minta tolong kepada Amin.

Karena Amin juga kuanggap sahabatku, walaupun aku mengenalnya masih baru. Tapi aku juga seneng punya sahabat selain Audi. Ada Wulan juga.

Walaupun ditengah-tengah mereka ada Nurul mantan kekasihku.

Dulu aku dan Nurul dijodohkan oleh Audi. Aku mencoba untuk menjalin hubungan dengan gadis itu, tepatnya tahun 2019.

Sayangnya aku baru mengetahui bahwa Nurul sebenarnya mencintai seseorang yang selama ini bersamanya disana.

Ternyata selama ini Nurul mencintai laki-laki lain yang kukenal dan dia ada ditengah-tengah kami.

“jadi ... Lo suka sama Audi?” tanyaku kepada gadis itu lewat telepon.

“Iya nai, dulu waktu gue baru kenal dia, gue jatuh cinta sama Audi.” jelas wanita itu yang saat ini adalah kekasihku.

Aku tak merasa kecewa sama sekali, apalagi patah hati.

Karena jujur, perasaanku kepada Nurul juga tak sepenuhnya suka sama dia.

HARAPAN DONI ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang