Bab 34

8 3 0
                                    

10 Juli, 2021.

AMMIN:
“Audi bukannya gue mau ikut serta dengan problem lo sama Doni, gue sini pengen ngejelasin sama lo, kenapa dia sering nanya kapan lo mau ke padang? alasan dia cuma satu. Dia ingin ketemu sama lo sekali seumur hidup dia. Dia ingin foto bareng sama lo, biar itu jadi kenangan buat dia dari lo. Dan lo tahu kenapa dia masih bertahan sama lo? Itu karena dia gak mau lo dianggap buruk dimata keluarganya.”

“He also told me. Kalo sewaktu-waktu lo ganti nomor dan lo gak ngesave nomor WA dia. Dia bilang sama gue, gue harus punya nomor lo, biar dia gak nyariin lo ke temen-temen lo.”

Begitulah pesan yang disampaikan kepada Audi. Sekali lagi Amin membantuku untuk membujuk Audi untuk tidak marah lagi padaku, dan mengerti alasanku selama ini.

Tapi pesan itu tidak pernah dibaca Audi, dan ternyata Audi sudah menggantikan nomornya lagi.

AKU:
“Gimana min? Audi udah baca chat lo?” tanyaku pada Amin.

Kemudian Amin mengirim screenshot hasil chat dia ke Audi itu padaku.

AMMIN:
“Belum Don,” balas Amin menjawab.

Cukup lama aku menunggu, tapi aku tak juga mendapatkan jawaban dari Audi. Sepertinya dugaanku benar! Audi sudah mengganti nomornya?

AKU:
“mungkin Audi udah ganti nomor ya? Dia gak mau gue ngechat dia lagi?” tanyaku putus asa.

AMMIN:
“Yaudah lah, ngapain juga lo pikirin? Dia gak peduli sama lo.” balas Amin cetus.

Aku hanya diam menatap layar ponsel melihat chat Amin.

‘GUE GAK BISA JAUH DARI AUDI.’ Batinku.

~

AKU:
“Audi gue mohon sama lo, jangan marah lagi sama gue. Gue gak mau lo jauh dari gue. Gue gak mau lo benci sama gue, maafin gue. Gue sayang banget sama lo.” kirim pesanku kepada Audi berharap dia akan membaca dan membalas pesanku.

Tapi ternyata yang mengirim pesan kepadaku bukanlah Audi, melainkan orang lain.

AUDI:
“Maaf ini siapa ya? Ada masalah apa dengan anak saya?” deg.. Orang tuanya Audi?

AKU:
“maaf om, saya temannya Audi, saya lagi cari Audi.” balas ku berusaha tenang dari kegelisahan dan gugup saat menghadapi orang tua dari Audi.

Aku teringat kalau Audi pernah bilang, dia lagi memakai hp ayahnya. Tapi kali ini aku berhadapan langsung dengan ayahnya.

‘Astaga! Beneran nih gue lagi ngechat sama bokapnya Audi?’ pikir ku tak percaya.

AUDI:
“Kenapa kamu cari anak saya? Sudah jangan ganggu anak saya ya!” perintah ayahnya Audi sopan.

AKU:
“Tapi om, saya mau ngobrol sama Audi, Audi ada gak om?” ketik ku memaksa.

AUDI:
“Kalian ada masalah apa? Sampai segitunya cari anak saya! Udah jauhi anak saya.” kata ayahnya Audi dengan tegas.

Kemudian beliau memblokir WA ku.

Tapi aku tak putus asa, aku kembali menghubungi ayahnya Audi dengan nomor yang lain. Karena Audi tak kunjung mengirim pesan untukku.

AKU:
“Assalamu'alaikum Om, perkenalkan saya Doni, temannya Audi di padang.” chatku pada orang yang diduga ayahnya Audi..

HARAPAN DONI ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang