Bab 25

10 3 0
                                    

Aku merasa sedih, karena sahabatku ngeblokir whatsappku.

Ini sudah kesekian kalinya diblokir Audi, dan aku sudah mulai tahu cara mengatasi kemarahan Audi. Harusnya dengan pemblokiran itu, aku bisa sadar, Audi bukanlah orang yang tepat untuk jadi sahabatku. Tapi hatiku tidak mau berpaling darinya. Tapi seorang sahabat, tentu punya perasaan peka dengan orang yang dia prioritaskan.

Bukan berarti perasaan itu menandakan seseorang menyukai apalagi jatuh cinta.

Hilangkan pikiran kalian yang kotor itu! Sahabatku adalah keluarga baruku.

~

AKU:
"Audi, ini gue Doni! Gue minta maaf sama lo." aku mencoba mengirim pesan pakai nomor lain, karena nomor yang aku pake diblokir Audi.

"Gue salah, gue gak mau lo jauhi gue. Maafin gue yaa!"

AUDI:
"kenapa lo masih ganggu gue sih? Gue udah gak mau kenal sama lo! Gak ngerti ngerti lo anjing!"

"udahlah cari aja teman yang lain, gue gak mau temenan sama lo lagi!" suruh Audi marah.

AKU:
"Iyaa gue salah, gue minta maaf. Tapi jangan blokir gue lagi, please buka blok nya," mohon ku kepada Audi, agar dia mau memaafkanku dan membuka whatsapp ku yang diblokir nya.

AUDI:
"Liat dulu deh, gue lagi sibuk. Jangan chat lagi!"

Akhirnya Audi membuka lagi whatsapp-ku, tapi aku tahu Audi masih butuh waktu untuk memaafkanku. Memang ini juga salahku, yang tidak tahu diri. Padahal dia sudah berkali-kali bilang, dia akan kepadang suatu saat. Tapi aku terlalu memaksanya, sampai dia muak denganku yang menuntut dia untuk selalu berada disisiku, dan menepati janjinya.

~

AKU:
"Audi udah ngebuka WA gue lagi min." kabarku kepada Amin dichat.

AMMIN:
"Syukurlah dia udah buka WA lo lagi," jawab Amin.

Aku tahu, Amin tak ingin mendengar nama orang yang sudah membuat dia kecewa. Tapi aku ingin mereka bisa berbaikan lagi seperti dulu, meskipun sebenarnya mereka tak menginginkan kebersamaan itu lagi.

Hubungan aku dan Audi kembali membaik, dan aku sangat bahagia, karena beberapa waktu belakangan ini, aku dan Audi kembali menjadi sahabat yang akrab seperti pertama kali kami kenal dulu.

Hingga suatu ketika. Masalah datang lagi.

AMMIN:
"lo di blok lagi?" Amin bertanya.

AKU:
"iya, gue ga tau lagi min, caranya ngadepin Audi. Salah mulu!" balas ku lelah. Lelah menghadapi sikap sahabatku yang tidak mau menyelesaikan masalah dengan baik-baik.

AMMIN:
"mau tuh anak apasih? Heran gue? Kalau emang gak mau buka WA lo, yaudah biarin."

"Harus berapa kali sih gue bilang? Audi tuh sebaiknya lo jauhin, gak usah dicari lagi." Amin menceramahi ku.

AKU:
"Makasih ya, lo udah peduli sama gue, tapi gue gak bisa jauhi Audi. Sampai kapanpun dia sahabat gue!" gigih ku yakin.

AMMIN:
"TERSERAH LAH!! NTAR KALO DIBLOKIR, JANGAN CARI LAGI!!" Peringatan Amin tegas.

AKU:
"Iya." jawaban yang singkat tanpa aku pusingkan.

HARAPAN DONI ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang