Bab 04

32 3 0
                                    

19 april 2020.

Sudah satu tahun aku dan Audi bersahabat. Meskipun kami tinggal di kota yang jauh, tapi kami selalu bersama meskipun rasanya ingin sekali bertemu melepaskan rasa rindu bersama sahabat.

Tapi persahabatan kami memang tidak seperti orang lain yang bisa bertemu dan menghabiskan waktu bersama. Tapi aku masih bisa melihat wajah sahabatku melalui video call.

“Gak terasa sudah setahun aja, aku dan Audi sahabatan.” batinku terharu melihat tanggal dan bulan, awal perkenalan kami. Tapi aku tidak memberi tahu Audi saat itu bahwa hari ini ditahun 2020 adalah hari spesial kami. Karena aku lupa hahaha.

AUDI:
“Pagiii!” chat itu muncul saat aku tengah asyik bermain HP. Siapa lagi kalau bukan sahabatku yang ngechat. Aku pun membalas chat itu dengan perasaan gembira.

AKU:
“pagiii juga.” balasku dengan emoji lucu.

AUDI:
“Lagi apa Don?” tanya Audi.

AKU:
“Lagi nyantai sambil main HP.” jawabku.

AUDI:
“VC yuk?” ajak Audi. Tentu saja aku mau dan senang sekali video call dengan sahabatku.

Kami pun mengobrol membahas segala hal. Hingga akhirnya Audi memutuskan panggilan videonya. “Udah dulu ya Don, gw ada janjian, ntar gue vc lagi. Bye!” kata Audi mengakhiri.

~

Audi dari awal perkenalan, dia selalu menelpon ku. Dia memperlihatkan keseharian disana melalui video call. Naik kereta api dia memperlihatkan suasana dalam kereta api dijakarta. Sangat rame orang didalamnya, sampai-sampai Audi gak kebagian tempat duduk. Akhirnya dia berdiri sambil video call denganku.

Selain itu Audi pernah mengirimkan foto dia waktu kecil. Dia terlihat lucu dan imut tapi sekarang di umurnya 22 tahun, dia terlihat tampan dan banyak yang menyukainya.

~

Audi lebih tua dariku, umurnya 22 tahun, sementara aku 20 tahun.

Dia bukan hanya sahabatku, tapi aku menganggapnya saudaraku sendiri. Bagiku dia abangku. Bukan berarti aku tidak punya seorang abang.

~

Aku punya dua orang saudara, kakak perempuan dan kakak laki-laki, abangku sudah menikah. Tinggal aku dan kakakku tinggal bersama kedua orang tua kami.

Hubungan aku dengan kedua saudaraku, sama saja seperti saudara-saudara lainnya. Kadang akur, kadang berantem. Walaupun kami sudah sama-sama dewasa, tapi pertengkaran selalu ada diantara kami. Terutama aku dan kakak perempuanku.

Apa kalian tau? kakakku orangnya galak, tapi dia adalah kakak perempuan satu-satunya yang kumiliki, kakak yang perhatian dan peduli sama adiknya.

Tapi aku sering buat kakakku marah karena aku tidak pernah mendengarkan dia. Bukan aku tidak ingin mendengarkannya, tapi aku tidak suka dibentak apalagi diatur. Aku tahu ini semua untuk kebaikanku, tapi kakakku selalu marah dan mengalahkanku karena tidak mau mendengar nasihat orang apalagi itu kakak sendiri.

Kadang aku merasa tidak suka dengan saudara perempuanku karena dia selalu diharapkan ibu dan ayahku. Bukan karena aku iri, karena aku sendiri juga sadar akan diriku sendiri seperti apa. Tapi aku merasa kakakku selalu bisa mengejar mimpinya, sedangkan aku? Hanya bisa diam dirumah, keluar rumah saja, aku harus dibantu pake kursi roda.

Terlebih lagi, tempat tinggal ku diatas bukit yang tinggi jauh dari perkotaan. Tidak terlalu jauh sebenarnya, tapi untuk sampai kerumahku, kalian harus mendaki jalanan yang tunjangan tinggi kearah bukit. Melewati jalan kecil yang hanya bisa dilalui dengan motor. Setiap sisi kiri kanan ada kuburan orang Cina atau Tionghoa.

Aku tidak tahu kuburan orang cina itu berasal dari mana, tapi yang pasti kuburan itu sepertinya sudah ada dari zaman penjajahan.

~


Hi guys!! Kalau suka ceritanya jangan lupa vote ya😉

Terimakasih semuanya 🙏😘

HARAPAN DONI ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang