Bab 27

5 3 0
                                    

Aku merangkak secepat mungkin saat mendengar suara telepon dari dalam kamarku. Aku melihat ada telepon masuk di hpku. Kuperhatikan nama tersebut adalah “Nurul”.

“Ngapain dia nelpon gue?” gumamku kesal.

“Halo!” aku mengangkat telepon dari gadis itu.

"halo nai?” jawab gadis itu terdengar gembira dari sebrang telepon.

“Lo tau ga sih? Gue tadi siang abis jalan-jalan bareng Aa. Sumpah adek gue ganteng banget nai!” ucap Nurul kegirangan. Aku sudah tahu siapa yang dia bahas. Siapa lagi kalau bukan sahabatku Audi Hamzah.

Aku akui memang Audi sangat tampan, bahkan ketampanan dia membuat siapa saja terpesona melihatnya. Aku biasa saja melihat Audi, auranya memang sangat kuat dan positif.

Tapi aku merasa nyaman dengan Audi adalah, karena dia adalah sahabatku yang pernah kumiliki setelah aku kehilangan sosok sahabatku dimasa lalu.

Aku menemukan sosok itu kembali dari Audi. Audi sahabatku takkan pernah kulupakan, aku akan selalu menjadi sahabatnya seumur hidupku.

“hhmm.. Terus?” kataku dengan ekspresi malas.

“gue gak tau deh? Tiba-tiba dia ngajak gue ‘Teh jalan-jalan yuk'. Ya gue gak nolak dong, adek gue ngajak jalan kan..” tutur Nurul ditelpon yang menurutku lebay bin alay.

Aku merasa kepanasan mendengarnya, Audi lengket sekali sama Nurul akhir-akhir ini? Padahal aku berharap mereka gak usah dekat lagi.

Tapi apa boleh buat? Sahabatku itu bukan robot, dan itu urusan mereka bukan urusanku.

Cemburu iya, tapi jujur aku berharap Nurul dijauhin banyak orang terutama Audi menjauhi dia. Nurul sangat meresahkan, aku takut hubungan aku dengan Audi bisa kacau karena ulahnya yang tiba-tiba bisa jadi ular berbisa.

~

“maaf ya nai, bukan maksud gue bikin lo iri atau apa? Tapi gue pengen cerita aja hehe. Hari ini gue bahagia banget bisa jalan berdua sama adek kesayangan gue.” mendengar ungkapan Nurul, aku sudah menduganya, gadis itu memang sengaja memanasi aku.

Aku hanya bisa menahan diri, mendengar ini benar-benar membuat aku kepanasan. Tapi aku tidak boleh kepancing, aku yakin Audi pasti akan ke padang menemuiku.

“Lo jangan sedih, Audi pasti ke padang kok. Gue do'ain smoga rezekinya Audi banyak terus dia bisa ke padang ketemu sama lo. Amiinn!” ucap Nurul mendoakan.

“Amiin, makasih ya teh.” jawabku mengaminkan do'a dari Nurul.

Aku juga berharap begitu, semoga Allah mengizinkan Audi ke padang menemuiku, karena aku ingin mengenalkannya kepada keluargaku, aku telah menemukan sahabat sejatiku.

Tapi apa mungkin Audi mau ke padang? Apa Audi suatu saat datang menemuiku?

Ya Allah Tuhanku! Pertemukan kami sekali saja, hamba bersyukur padamu.

Akhirnya Nurul mengakhiri telponnya yang tidak penting untuk kudengar. Tapi aku tetap menghargai orang lain. Karena aku diajarkan untuk saling menghargai satu sama lain.

“Nai, gue tidur dulu ya udah malem, ngantuk. Daahh! Assalamu'alaikum.” ucap Nurul mengakhirinya.

“Waalaikumsalam..” jawabku setelah itu mematikan telpon.

HARAPAN DONI ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang