AKU:
“AMMIN! lo masih nyimpen nomor WA nya Audi kan?” tanyaku tiba-tiba lewat chat ke Amin.AMMIN:
“masih.” balas Amin.AKU:
“min tolong ya, bujuk Audi ke padang. Gue pengen banget ketemu dia sekali aja!” ujarku pada Amin. Aku tidak bisa menunggu lagi, aku sudah cukup lama menanti Audi datang.AMMIN:
“Jadi lo mau gue bilang ke dia? Kenapa harus gue?” tanya Amin heran.AKU:
“iya, karena lo paling tahu, gue pengen banget ketemu dia, gue tiap hari curhat sama lo. Gue cuma percaya sama lo min!” jelasku pada Amin alasan minta pertolongannya menghubungi Audi.Karena aku tidak ada pilihan lain, selain bantuan dari Amin. Tidak mungkin aku minta bantuan sama cewek pincang itu. Aku tidak bisa percaya pada Nurul seratus persen.
AMMIN:
“Yasudah, nanti gue coba ngomong sama dia.” balas Amin akhirnya dia mau membantuku.AKU:
“makasih min,” chatku berterimakasih.AMMIN:
“Sama-sama..”~
30 Juni, 2021.
Ammin akhirnya memcoba membicarakan tentang keinginan doni kepada Audi Hamzah. Sebenarnya Amin lakukan ini, karena merasa kasihan pada temannya yang sangat berharap bisa bertemu sahabatnya itu.
Apalagi Amin saat ini hubungannya dengan Audi kurang baik, semenjak kebohongan itu. Audi enggan untuk berkomunikasi dengan Amin.
Ammin juga sama, dia sebenarnya tidak ingin menghubungi laki-laki itu lagi. Kalau bukan karena Doni yang meminta dan mohon bantuannya.
AMMIN:
“Audi gue bukannya mau ikut campur urusan lo sama Doni yah, tapi disini gue cuma mau bilang sama lo, kalau Doni setiap detik, menit, bahkan setiap jam. Dari pagi ketemu pagi. Dia tuh selalu dan selalu curhat semua tentang lo sama gue. Gue disini bukan untuk ngebela Doni, ataupun bikin hubungan dia sama lo renggang gara-gara problem ini. Dia tuh selalu bilang sama gue, kalau dia tuh pengen banget ketemu sama lo, bahkan dia berencana buat kejakarta biar bisa ketemu sama lo. Okelah gue ngerti. lo sibuk kerja, bahkan lo juga ada niat buat beli handphone baru. Cuma disini, dia terus-terusan nanyain lo mau ke padang atau nggak? Dia cuma minta penjelasan dari lo! Lo mau ke padang syukur, nggak pun ya nggak papa. Sekarang gini aja, lo bilang aja semuanya ke gue, biar gue sampaikan ke dia nanti.” jelas Amin panjang lebar, menanyakan soal Audi mau menemui sahabatnya di padang atau tidak?Walaupun Amin sebenarnya tidak yakin soal Audi ke padang, tapi Amin tahu aku sangat mengharapkan pertemuan langsung dengan sahabatku Audi.
AMMIN:
“maaf sekali lagi, gue bukan bermaksud lo benci sama gue lagi. Gue cuma kasihan sama Doni, dia sering curhat masalah kalian berdua.” sambung Amin minta maaf karena dia tidak bermaksud ikut campur dalam permasalahan ini. Amin hanya membantuku saja.AUDI:
“Gue udah pernah bilang sama dia, pasti gue bakal kesana. Cuma nunggu waktu yang tepat, dan keuangan yang cukup, disisi lain, gue banyak urusan yang harus satu persatu gue selesaiin. Kebutuhan tiap hari juga harus gue fikirin, banyak yang harus gue kejar target gue. Dia disatu sisi nanya-nanya mulu, bikin gue jenuh, sama pembicaraan yang berkali-kali dia omongin ke gue. Padahal gue udah jelasin. Tunggu sampai waktu yang pas. Pasti gue akan kesana.” tutur Audi menjelaskan panjang lebar.“Bilangin sama dia, Audi lagi banyak kerjaan! Dan banyak kebutuhan, jadi tenang aja. Waktu akan mempertemukan kok, asal dia mau bersabar. Jangan kebanyakan ngomong!” kata Audi dengan tegas.
AMMIN
“Oke nanti gue bilang Sama dia.” balas amin dilanjutkan dengan permintaan maaf, “Maaf udah ganggu waktu istirahatnya.”~
Ammin mengirimkan screenshot hasil chat dia dan Audi kepadaku. Aku sudah tahu pasti jawabannya tetap sama.
Memang salahku juga, yang tidak pernah mengerti keadaan dia saat ini, tapi aku takut Audi memang tidak pernah ingin menemuiku. Aku takut tidak pernah bertemu dengan sahabatku, walaupun hanya sekali seumur hidupku.
AKU:
“Ternyata jawabannya tetap sama ya.” balas ku kecewa. Tapi Audi benar. Saat ini dia sedang banyak urusan yang tidak bisa dia abaikan.AMMIN:
“Iya, udahlah sekarang intinya lo harus sabar, lo liat kan? Dia banyak urusannya. Hpnya aja belum dia beli? Sabar ajalah!” ujar Amin sebenarnya sangat tidak suka terlibat dalam masalah ini.Aku sudah merepotkan sahabatku yang lain, sejujurnya aku tak ingin merepotkan Amin. Apalagi Amin dan Audi sudah tidak mau saling kenal lagi, semenjak beberapa bulan lalu kejadian mengejutkan dan konyol itu.
~
Beberapa waktu sebelumnya..
AUDI:
“Don, save nomor baru gue.” Audi mengirimkan pesan pakai WA nomor baru.AKU:
“Ganti nomor lagi?” tanyaku.AUDI:
“Iya nomor gue yang lama udah ga aktif, HP gue lagi bermasalah. Rencana sih mau beli HP baru.” balas Audi kemudian.AKU:
“ooh..” balas ku singkat.Audi ternyata mengganti nomor karena hpnya lagi rusak, mungkin dia lagi perbaiki hpnya yang rusak? Atau dia mau beli HP baru?
~
AUDI:
“Don, bisa ga sih? Sehari aja ga ngechat gue?”“GUE LAGI SIBUK NJIR! Gak ada waktu ngechat orang tau gak!” chat Audi marah padaku.
AKU:
“Gue cuma ngechat aja, kenapa sih lo marah-marah terus?” balas ku sebenarnya bingung Audi terlihat risih sekali dichat sahabatnya.AUDI:
“KARENA LO NGECHAT GUE TERUS! Gue sibuk, gak kayak lo. Gabut ngechat orang mulu, kek gak ada kerjaan lain apa?” deg! ucapan Audi membuat hatiku sakit. Andai dia tahu, aku juga ingin punya kesibukan seperti dia. Tapi aku sadar, aku tidak bisa jalan yang pasti tidak akan bisa berguna!“Mending lo nulis novel, berkarya biar lo jadi penulis terkenal! Daripada ngechat gue tiap hari, panjang banget, udah kayak baca novel gue njir!” protes Audi memberi saran yang mengejutkan.
AKU:
“Yaudah gue ntar bikin novel tentang kita hahaha.” ujarku sambil ketawa saat membaca chat kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
HARAPAN DONI ✔
Teen FictionTentang persahabatan yang berawal dari sebuah kenalan di media sosial. Hubungan yang sulit untuk mereka karena berbeda kota, dan sebuah harapan yang mungkin belum bisa jadi kenyataan. *** Jangan lupa vote dan komen ya! Te...