EPILOG

29 6 1
                                    

Aku terbangun tengah malam, berniat untuk berpuasa di hari senin. Ternyata ibuku juga bangun, dan duduk disampingku.

Melihat anaknya tampak sedih, ibuku bertanya. “kamu kenapa?”

“Audi ngeblok aku mi, gara-gara aku masih bahas soal itu.” tutur ku menjelaskan.

“Yasudah kalau emang Audi udah gak mau kenal kamu lagi, biarkan saja.” reaksi ibuku santai.

Tadinya kupikir ibuku tidak akan mengerti, tapi ternyata ibuku sangat memahamiku.

“Audi pasti akan kembali ke kamu, kalau dia memang sahabat kamu. Dia akan kembali suatu saat nanti.” ucap ibuku menyatakan hal yang menghangatkan hatiku.

Tapi seketika aku kembali merasa sedih, karena itu tidak mungkin akan terjadi.

Tidak mungkin Audi kembali padaku, Audi sangat membenciku. Aku hanya pengganggu dihidupnya, aku bukan sahabatnya lagi.

Tapi aku tidak bisa munafik, melupakan sahabat kesayanganku meskipun hatiku tidak pernah menyuruhku melupakan orang yang paling kusayangi sebagai sahabat dan kakak buatku.

Aku berharap seandainya ucapan ibuku itu benar? pasti aku sangat bersyukur, dan berterimakasih pada Tuhan, jika takdir masih menyatukan kami yang terpisah jauh.

“Kamu bilang, ayahnya Audi gak suka sama kamu? Sebaiknya jangan hubungi lagi Audi ya, kamu harus iklas.” nasehat ibuku.

“iya mi, kata ayahnya gitu menyuruh Doni jauhi Audi. sekarang Doni cuma ingin pergi kejakarta aja. Sekali saja mi!” lirih ku memohon.

“kita kejakarta, tapi kalau gak ketemu Audi gimana? Kamu sedih dan kecewa!” ucap ibuku.

“nggak mi, dari dulu Doni pengen kejakarta bukan karena Audi kok.” jawabku menyakinkan ibuku.

“iya siapa tau? Mungkin aja kamu pengen kejakarta ketemu Audi? Kalau dia gak mau bertemu kamu gimana?” tanya ibuku tak yakin.

“Ami gak mau kamu sedih karena gak bisa ketemu Audi, nanti percuma juga kejakarta.” ibuku masih berfikir aku ingin kejakarta hanya ingin bertemu Audi saja.

Padahal aku tidak pernah berfikir seperti itu. Karena Audi tidak mungkin bisa kutemukan, karena kontak ku saja sudah diblokir Audi. Jadi tidak mungkin ada kesempatan lagi untuk aku bertemu dengannya lagi.

Audi sudah melupakanku, dia tak mungkin kembali lagi. Aku harus mengikhlaskan itu, kenyataan pahit ini, harus kuterima walaupun menyakitkan. Aku tetap semangat menjalani hidup ini, walaupun tidak ada seorang sahabat lagi.

Aku berharap dia kembali padaku, dan memperbaiki hubungan yang telah hancur ini. Persahabatan kita belum berakhir. Aku yakin jika Audi kembali, secercah harapan masih ada untuk berubah menjadi lebih baik lagi persahabatan ini.

Semoga harapan itu masih ada untukku memperbaiki semuanya yang sudah berakhir ini. Semoga harapanku masih ada untuk memperbaiki keadaan kembali seperti semula.

Dan aku berjanji, akan belajar lebih memahami Audi lebih baik lagi, dan berusaha menghargainya.

Gue janji sama lo Audi! Jika suatu saat lo kembali. Gue gak akan mengulang kesalahan gue lagi, gue akan berusaha lebih percaya sama lo.

Lo benar, pertemuan kita ini hanya masalah waktu saja. Jika Allah mengizinkan kita untuk bertemu? Suatu saat nanti pasti itu akan terjadi.

Gue akan bersabar menunggu itu. Allah pasti sudah punya rencana untuk kita. Maafin gue Audi, semoga lo masih menganggap gue sahabat lo, dan memaafkan semua kesalahan gue kepada lo Audi.

HARAPAN DONI ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang