November, 2020.
AKU:
“Di. Gue mau kasih hadiah buat lo.” tanyaku tiba-tiba ingin memberi Audi hadiah.Entah kenapa terlintas di pikiranku memberi hadiah untuk sahabat jauh ku.
AUDI:
“Hah? Serius don? Lo mau kasih gue hadiah?” balas Audi kaget tak percaya.AKU:
“Iyaa serius, anggap aja ini kenang-kenangan dari gue.” balasku dengan percaya diri.AUDI:
“Memang nya lo mau kasih hadiah apa?” tanya Audi penasaran apa hadiah yang ku berikan untuknya.AKU:
“Gue mau kasih baju, tapi lo mau nya apa?” sebenarnya aku berniat mau kasih baju, tapi siapa tau Audi mau yang lain menurut dia yang suka?AUDI: “aduuh jadi gak enak gue, gak usah lah don, repotin aja.” Audi merasa tak enak.
AKU:
“Udah ga papa, gue mau kasih hadiah ini untuk persahabatan kita, sekali-kali gak papa lah.” balasku menyakinkan sahabatku.AUDI:
“yaudah kalau lo mau kasih hadiah buat gue, gue mau sepatu don. Gue pengen sepatu baru.” kata Audi menyatakan keinginan nya.Lalu Audi berbicara lewat suara whatsapp. “Lo beneran mau kasih gue hadiah?” kudengar suara Audi bertanya hal yang sama, mungkin dia masih belum percaya dengan niat baik ku.
Kemudian aku balas dengan rekaman suara seperti dia lakukan tadi.
AKU:
“iyaa beneran serius gue! Lo mau sepatu kan? Ntar gue kasih hadiahnya.” balasku dengan suara.AUDI: “YAAMPUN MAKASIH lho don, harusnya gak usahlah kasih hadiah segala.” balasnya lagi dengan rekaman suara/vn.
AKU:
“Sama-sama, gue kasih hadiah buat kenangan biar lo ingat terus sama gue.” ucapku lewat vn.~
“Mi, doni kan ada uang. Doni mau kasih hadiah buat temen boleh?” tanyaku hati-hati pada ibuku, takut beliau tidak mengizinkan aku membeli hadiah untuk sahabatku apalagi dia orang jauh dan cuma kenal online saja.
“hadiah? Emang kamu mau kasih hadiah buat siapa?” tanya ibuku heran. Tak biasanya anak laki-lakinya minta izin beli hadiah untuk orang lain.
“iyaa, jadi gini mi, doni tuh punya temen, namanya Audi. Dia tinggalnya di bogor. Doni sama dia udah deket banget mi, jadi Doni pengen kasih hadiah buat dia.” jelasku panjang agar ibuku paham.
Sebenarnya dihatiku ada rasa takut menunggu reaksi ibuku mengenai ulasan ku tadi.
“Yaudah ntar ami beliin, kamu mau kasih hadiah apa? Baju aja ya?” unsur ibuku tiba-tiba.
“Jangan dong mi, sepatu aja. Dia maunya sepatu aja karena lagi butuh katanya.” tolak ku sedikit takut.
“Sepatu apa?” tanya ibuku penasaran.
“Sepatu merk tapi belinya online aja ya, aku mau beliin sepatu original buat dia.” kataku lagi dengan perasaan campur aduk.
“Kamu ini kenapa sih? Kok beli hadiah segitunya? Udah gitu dia minta sepatu.” ibuku mulai menginterogasi ku. Aku paham maksud ibuku, pasti ibuku akan curiga dan berfikir yang tidak- tidak.
“Aku cuma pengen kasih hadiah buat temen emang gak boleh?” tanyaku menahan diri dari emosi.
“Emang temen kamu ulang tahun? Kenapa pengen banget kasih hadiah ke orang itu?” ibuku mulai memancing kemarahanku, ibuku pasti tidak akan izinkan aku beli hadiah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
HARAPAN DONI ✔
Novela JuvenilTentang persahabatan yang berawal dari sebuah kenalan di media sosial. Hubungan yang sulit untuk mereka karena berbeda kota, dan sebuah harapan yang mungkin belum bisa jadi kenyataan. *** Jangan lupa vote dan komen ya! Te...