Bab 14

14 3 0
                                    

30 Januari 2021.

Aku dikejutkan dengan kabar duka salah satu temanku dan Audi, meninggal dunia.

Inna-li-llahi Wa-inna ilaihi roji'un.

Telah berpulang ke rahmatullah.

Ananda Ammin Fawzi
Sabtu, 30-januari-2021
Di RS Indah Harapan, karawang.

Aku begitu terkejut melihat status whatsapp milik Amin, kabar kematian temanku yang dekat dengan Audi.

NURUL: “guys udah Denger kabar belum?” tanya Nurul di grup!

AKU: “udah! Gue ga percaya Amin udah ga ada.” jawabku digrup karena kaget atas kematian Amin.

AUDI:“Ini semua salah gue.” Audi merasa bersalah karena kematian Amin ada hubungannya dengan dia.

WULAN: “YaAllah ga nyangka banget! Emang Amin sakit apa?” timpal Wulan bertanya soal penyebab meninggalnya Amin.

NURUL: “Dia sakit kepala kak! Kata dokter ada tumor di otaknya.” Nurul menjawab pertanyaan Wulan.

WULAN: “Astaghfirullah! Sejak kapan? Kok aku baru tahu.”

AKU: “Aku juga baru tahu! Jadi sih Amin kena tumor otak?” aku ikut terkejut baru mengetahui penyakit yang diderita Amin.

NURUL: “Iya Nai, katanya dia mau operasi, tapi dia akhir-akhir ini ngechat gue. Katanya dia mau pergi jauhh.” jelas Nurul panjang lebar tapi aku masih belum mengerti maksud perkataan Nurul.

AKU: “Pergi jauh? Kemana?” tanyaku bingung.

NURUL: “katanya ke karawang.” aku langsung teringat beberapa waktu yang lalu, amin pernah bilang dia akan pergi ke karawang.

~

AMMIN: “Don, gue mau jujur sama lo.” Chat Amin serius.
“Gue sebenarnya sakit don.” sambung Amin memberi tahu.

AKU: “lo sakit apa Min?” tanyaku membalas.

AMMIN: “Beberapa hari ini gue sakit kepala, sebenarnya gue udah lama sakit kepala. Tapi baru-baru ini kambuh lagi sakitnya.” kata Amin menjelaskan.

AKU: “Udah berobat? Coba periksa?” ujarku menyarankan periksa kerumah sakit.

AMMIN: “Iyaa ini rencananya gue mau periksa kerumah sakit.” katanya membalas.

AKU: “Hhmm yaudah smoga cepat sembuh!” balasku perhatian.

Keesokan harinya, Amin menghubungi aku.

“Don, gue mungkin bakal pergi jauh! Gue gak mau dijakarta lagi udah ga sanggup gue.” chat Amin tiba-tiba.

AKU: “lhoo? Kok gitu? Lo mau kemana?” balasku bertubi-tubi.

Ammin: gue mau balik ke purwakarta, gue gak kuat disini!” ucap Amin lebih serius.

Ammin: “Memang sebaiknya gue balik ke purwakarta, gue gak pernah dianggap disini.” Amin berujar penuh kecewa. Aku mulai berfikir, mungkin Audi dia maksud.

HARAPAN DONI ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang