DOUBLE UPDATE!! Seneng, nggak?
Udah mulai bisa nebak-nebak belum, nih, kejadian antara Tiara dan Jihan sekitar empat tahun yang lalu?🤭
Karena hari ini udah double update, jadi vote dan komennya juga kudu double dari bab-bab sebelumnya ya😋
Selamat membaca❤
•••
“Kerja sama dengan PT. Qeon Tech bagaimana?”
Pertanyaan itu disuarakan oleh Aulion setelah aku melaporkan seputar informasi terbaru yang terjadi di perusahaan.
Aku masih berdiri di depan meja kerjanya, mengotak-atik tablet dalam genggaman untuk mencari jawaban dari pertanyaannya yang sudah kuarsipkan dalam folder tertentu. Sementara Aulion tampak fokus memeriksa lembaran dokumen yang tadi kuberikan padanya.
“Setelah pertemuan kemarin, PT. Qeon Tech bersedia untuk melanjutkan kerja sama dengan kita, Pak. Pertemuan untuk memperpanjang kontrak sudah dijadwalkan di tanggal dua puluh tiga nanti. Hari kamis,” kujabarkan jawaban dari pertanyaan Aulion secara detail.
Pria itu hanya mengangguk-anggukkan kepalanya. Kemudian melepas kacamatanya dan menutup dokumen yang sebelumnya telah dibaca. Matanya kini berganti menatap ke arahku.
“Apa jadwal saya selanjutnya?” tanya Aulion seraya menyandarkan punggungnya pada kursi dengan manik yang menyorotku kian dalam.
“Bapak harus menemui Pak Yarim di jam sepuluh nanti,” jawabku, yang lantas mengangkat tangan kananku untuk melihat jam yang terpasang di pergelangan tangan. “Lima belas menit lagi,” tambahku.
Aulion mengangkat alisnya. “Bukannya Ayah lagi pergi?”
Ayah yang dimaksud Aulion adalah Pak Yarim. Ya, beliau memegang jabatan tertinggi di sini, sebagai CEO sekaligus pemilik perusahaan.
Aku menggeleng. “Saya sudah mengonfirmasi lewat sekretaris Pak Yarim kalau beliau baru akan pergi selepas makan siang. Jadi, Bapak masih bisa menemuinya.”
Aulion kembali mengangguk beberapa kali. “Hanya itu saja, kan? Setelah makan siang saya tidak memiliki jadwal apa pun?”
“Tidak ada jadwal apa pun lagi setelah makan siang, Pak,” jawabku langsung.
“Baiklah.”
“Kalau begitu saya permisi, Pak,” pamitku dengan anggukan kecil sebagai bentuk dari sopan santunku pada sang bos.
“Memangnya aku minta kamu untuk langsung keluar?”
Baru saja aku membalikkan badan, teguran dari Aulion tiba-tiba menelusup ke dalam telingaku, sudah mengubah kalimatnya menjadi tidak formal. Mau tak mau kuurungkan niatku yang hendak melangkah meninggalkan ruangannya.
“Saya masih punya beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan, Pak,” balasku realistis usai menghadap kembali ke arahnya.
Punggung Aulion menjauh dari sandaran kursi. Posisi duduknya menjadi tegak. Kedua sikunya sudah ditempatkan sebagai penyanggah di atas meja dan membentuk kepalan di antara jemarinya yang saling bertaut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Partner
Romance[TAMAT - CERITA MASIH LENGKAP] Bagi Tiara, Aulion adalah cinta pertama sekaligus patah hati pertamanya. Bagi Aulion, Tiara selayaknya obat yang tiba-tiba hadir di sela-sela patah hatinya. Keduanya sama-sama menyimpan luka. Lalu, memutuskan untuk ber...