Hai! Ada yang nungguin cerita ini update, gak?
Seperti biasa, guys, vote sebelum baca dan jangan lupa tinggalkan komentar yang banyak💃
Selamat membaca❤
•••
Aku membereskan tempat tidur Aulion, melipat selimut dan menyusun bantal dengan posisi berjajar supaya terlihat lebih rapi. Pagi tadi aku tak sempat melakukannya. Lagi-lagi aku bangun terlambat meski malamnya aku tidak melakukan apa pun dengan Aulion selain berpelukan.
Sejak pembicaraan kami waktu itu, Aulion memintaku untuk menginap di apartemennya. Katanya dia sangat merindukanku. Dan sudah tiga hari berturut-turut aku bermalam di kediamannya.
Seperti yang aku bilang tadi, kami tidak melakukan kegiatan panas di atas ranjang. Aulion mungkin ingin melakukannya, tetapi dia lebih memilih untuk menurunkan egonya saat aku menolak dengan alasan terlalu lelah.
Aku memang cukup letih dengan apa yang terjadi belakangan ini. Karena pikiran yang terus bekerja ekstra, badanku pun ikut merasakan dampaknya. Aku merasa tidak bersemangat selama beberapa hari ini. Oleh karenanya aku meminta jatah cuti pada Aulion.
Dia tentu saja mengizinkan. Aku juga tidak pernah mengambil jatah cutiku selama ini. Kecuali jika keluarga Aulion mengajak liburan tentunya. Maka, kali ini kuputuskan untuk mengambil cuti mandiri selama beberapa hari.
Tujuanku selama cuti adalah pulang ke kampung halaman. Rasanya sudah cukup lama aku tidak pulang. Mungkin di sana aku bisa melepas pikiran-pikiran jahat dalam kepalaku. Aku butuh ketenangan. Dan selama berada di sana, aku tidak ingin memusingkan perihal pekerjaan walau kutahu Aulion akan sangat kerepotan bila tak ada aku di sisinya.
"Peluk sebentar."
Aulion tiba-tiba saja memeluk tubuhku dari belakang saat aku tengah menutup gorden. Dagunya jatuh di atas pundakku bersamaan dengan hidungnya yang membaui leherku.
Aku terkekeh sembari menjatuhkan tanganku di atas tangannya yang bertengger di perutku. “Udah nggak kangen, kan?”
“Mana bisa aku nggak kangen sama kamu.” Ucapannya bernada manja.
Tanganku naik ke atas, membelai wajahnya. “Aku udah di sini dari hari minggu, lho.”
“Tetep aja, Ra. Kamu ngangenin soalnya.”
Aku mendengkus geli mendengar rayuannya. “Alay, ih.”
“Biarin,” sahut Aulion tak acuh. Kini dia malah memberi beberapa kecupan di leherku hingga membuatku sedikit kegelian.
“Ngapain sih, Mas?” protesku yang tampaknya tak dihiraukan sama sekali olehnya. “Udah, ih, meluknya. Aku masih harus balik ke kos buat ngambil barang-barang.”
“Lima menit lagi, Ra. Kamu pasti nanti di stasiun nggak mau dipeluk.”
Lagi-lagi aku tertawa, tetapi tak pelak membenarkan apa yang barusan terucap dari mulut Aulion. Aku hanya tidak terlalu suka mengumbar kemesraan di depan umum. Agak risi rasanya bila menjadi pusat perhatian.
Kubiarkan Aulion mendekapku sesuai waktu yang dia minta. Meninggalkan Aulion selama beberapa hari sudah pasti akan membuatku merindukannya, maka aku juga memilih untuk menikmati pelukan hangatnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Partner
Romance[TAMAT - CERITA MASIH LENGKAP] Bagi Tiara, Aulion adalah cinta pertama sekaligus patah hati pertamanya. Bagi Aulion, Tiara selayaknya obat yang tiba-tiba hadir di sela-sela patah hatinya. Keduanya sama-sama menyimpan luka. Lalu, memutuskan untuk ber...