HAI!
Karena bab kemaren rame, jadi kita ketemu lagi hari ini🤭
Terus ramekan seperti biasa, ya. Vote dan komen yang banyak🤗💃
Selamat membaca❤
•••
Relung hatiku tak sepenuhnya diisi dengan kebahagiaan setelah menerima kenyataan bahwa aku tengah hamil. Bahagai malah hanya hadir setitik. Selebihnya yang kurasakan hanyalah kegundahan.
Setetes air mata sempat keluar saat melihat janin yang tumbuh dalam rahimku, yang entah menyiratkan kegembiraan atau kesedihan.
Aku sungguh merasa bingung dengan berita mendadak yang baru saja kuterima. Tak pernah sekalipun terbayang dalam pikiranku jika aku akan hamil di luar nikah. Padahal, aku sudah mengusahakan untuk tidak hamil dengan cara menggunakan KB. Entah apa yang terlewat olehku sampai bisa jadi seperti ini.
Rasa takut akan penghakiman pun mulai merasuki benakku, membuat pikiranku jadi semakin runyam.
Aulion langsung bangkit dari duduknya begitu melihatku yang baru keluar dari ruang dokter. Sepertinya dia tak sabar mendengar tentang penyakit yang kuderita dan ingin memastikan jika aku memang baik-baik saja.
Kucoba mengembangkan senyum sembari menormalkan raut wajahku agar Aulion tak menaruh curiga. Lantas, aku mulai berjalan menghampirinya yang wajahnya berkerut tak sabar.
“Apa kata dokter? Kamu nggak apa-apa, kan?” Tanpa basa-basi dia memborbardir pertanyaan untukku begitu aku tiba di hadapannya.
Aku menyentuh satu tangannya dengan tetap mempertahankan senyum dalam wajah. “Asam lambungku kumat.” Dan itu menjadi jawaban yang kuberikan untuknya.
Sebuah kebohongan.
“Cuma perlu makan teratur dan banyak minum, Mas. Aku nggak sampe sekarat, kok,” kelakarku, mencoba mencairkan suasana di antara kami yang sejak pagi tadi diselimuti awan mendung.
Aulion terdengar menghela napas panjang, menarikku dengan lembut hingga jatuh di dadanya. Kemudian kurasakan usapan lembut jemari panjangnya di sepanjang rambutku yang tergerai.
Tanpa sadar aku memejamkan kedua mataku begitu masuk ke dalam dekapannya. Tanganku memegang baju Aulion dengan remasan erat. Berbondong-bondong kata maaf tidak henti kuucapkan meski hanya sebuah lirihan yang tak akan sampai ke telinganya.
Aku masih shock dengan kehamilanku. Bukannya ingin membuat drama dengan tidak memberi tahu Aulion tentang hal tersebut, aku hanya butuh menenangkan diri sejenak dan menikmati liburan yang akan berakhir besok.
Pikiranku sudah cukup lelah dengan rentetan kejadian yang menimpaku sejak berhari-hari yang lalu. Aku hanya ingin menjeda semuanya. Reaksi Aulion tentang kehamilanku pun belum terbayang dalam benakku, aku masih sibuk meraba-raba.
Aku sudah berjanji pada diriku sendiri untuk menikmati waktu yang ada selama liburan walau kemarin Jihan sempat menggangguku. Aku ingin membebaskan pikiranku walau hanya sejenak. Dan yang jelas, begitu kami pulang nanti, aku akan langsung memberi tahu Aulion perihal kehamilanku.
Besok.
Besok aku langsung memberitahunya.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Partner
Romance[TAMAT - CERITA MASIH LENGKAP] Bagi Tiara, Aulion adalah cinta pertama sekaligus patah hati pertamanya. Bagi Aulion, Tiara selayaknya obat yang tiba-tiba hadir di sela-sela patah hatinya. Keduanya sama-sama menyimpan luka. Lalu, memutuskan untuk ber...