Hai! Sorry ya kemaren aku nggak sempet update😭
Pokoknya selalu ramekan kolom komentarnya, ya. Yok bisa yok 50 komentar🥲 jangan lupa vote juga.
Selamat membaca❤
•••
“Mas, aku numpang tidur sebentar boleh, nggak?”
Aku mengintip dari balik pintu yang hanya kubuka sedikit, menampilkan wajah paling melas kepada Aulion yang masih berada di ruangannya setelah jam istirahat berlalu sekitar lima belas menit lamanya.
“Masuk, Ra.” Aulion langsung mempersilakanku masuk di detik pertama setelah pertanyaanku terlontar.
Aku mengembuskan napas panjang, membawa langkahku yang terasa lemah menuju sofa di ruang kerja Aulion setelah sempat menutup pintu. Kujatuhkan tubuhku di atas sofa yang empuk. Memejam kemudian dengan kedua lengan yang terlipat di atas perut sembari mengenyahkan pikiran mengenai pekerjaan yang masih harus kubereskan setelah ini. Aku hanya butuh istirahat sebentar.
Suara langkah kaki seseorang terdengar di telingaku. Pikiranku tentu saja langsung mengarah pada Aulion karena memang hanya kami berdua yang berada di ruangan ini. Saat suara tapak kaki itu kian dekat, hidungku mulai mencium aroma parfum yang sudah sangat familier. Parfum milik Aulion.
Kuputuskan untuk tetap menutup mataku walau dalam pikiran aku mulai membayangkan apa yang sedang Aulion lakukan.
Sepertinya dia baru saja memosisikan dirinya di sisi sofa, entah itu duduk atau berdiri. Yang jelas belaian jemarinya kini terasa di rambutku, mengusap penuh kelembutan, membuatku kian cepat memasuki alam bawah sadar.
Sebelum aku benar-benar terlelap, aku sempat merasakan Aulion melepas kedua sepatuku lantas menutupi tubuhku dengan selimut. Hal terakhir yang kuingat adalah bibirnya yang jatuh di atas keningku, memberi kecupan kasih sayang di sana. Serta kalimat terakhir yang membawaku sepenuhnya masuk ke alam bawah sadar.
“Selamat tidur, Sayang.”
•••
Suara beberapa orang yang sedang mengobrol berhasil mengganggu tidurku. Aku memutar tubuhku ke kanan, lalu menarik selimut sampai ke ujung kepala guna menghalau suara-suara yang cukup berisik itu. Sayangnya usahaku gagal. Telingaku makin sensitif. Mau tak mau kuputuskan untuk menyudahi tidurku.
Aku kembali dalam posisi telentang setelah mengeluarkan diriku dari dalam selimut. Selama beberapa detik kuhabiskan untuk mengumpulkan kesadaranku. Masih dengan mata yang terpejam tentunya. Sedikit berharap aku bisa kembali melanjutkan mimpi yang terputus karena terbangun secara tiba-tiba seperti ini.
“Untuk hak asuhnya nanti gimana?”
“Kayaknya, sih, gue yang bakal menangin hak asuhnya nanti.”
Dahiku mengernyit saat lambat laun otakku mulai bekerja dan mendeklarasikan jika aku mengenal suara tersebut. Bukan suara Aulion, tetapi suara milik orang lain yang sedang berbincang dengan pria itu. Suara berat yang sedikit serak itu seperti sudah terikat dengan memoriku sehingga otakku bisa dengan cepat memberi respons.
“Semoga Sasa tetep bisa sama lo, Bro.”
Sasa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Partner
Romance[TAMAT - CERITA MASIH LENGKAP] Bagi Tiara, Aulion adalah cinta pertama sekaligus patah hati pertamanya. Bagi Aulion, Tiara selayaknya obat yang tiba-tiba hadir di sela-sela patah hatinya. Keduanya sama-sama menyimpan luka. Lalu, memutuskan untuk ber...