HAI! Setelah sekian lama, akhirnya aku muncul lagi dengan membawa epilog dari cerita ini💃
Adakah yang nungguin aku upload epilog? Semoga ada ya😭
Selamat membaca! Jangan lupa tinggalkan vote dan komentar yang buanyaaaakkk😘❤
•••
Telapak tangan Aulion terasa hangat saat menyentuh kedua pipiku. Wajahku tenggelam dalam tangkupan besar kedua tangannya. Tak ada suara sama sekali. Hanya bibir kami saja yang sama-sama mengukir senyum bahagia.
Aku mengedip perlahan saat wajahnya maju perlahan, dan berakhir menutup rapat kedua mataku ketika mulutnya menyentuh mulutku. Dalam beberapa saat tak ada pergerakan sama sekali darinya, tetapi kurasakan tangannya berpindah ke bahuku dan mendorongku dengan lembut hingga jatuh berbaring di atas sofa panjang.
“Mas.” Aku mengerang tanpa sadar saat dia sudah memosisikan tubuhnya di atasku, tetapi dia juga dengan sengaja melepaskan bibirnya dari bibirku tanpa melakukan apa pun.
“Mau apa, hm?”
“Cium.”
Aulion terkekeh sambil menggosok bagian bawah bibirku dengan ibu jarinya. Wajahnya hanya berjarak satu jengkal denganku. Aku sungguh tak sabar ingin meraup bibirnya yang seksi itu.
Dua minggu belakangan ini, kami terlalu sibuk menyiapkan pernikahan. Tak ada waktu untuk bermesraan. Terlebih lagi Aulion sedang sibuk dengan pekerjaannya agar nantinya bisa mengambil cuti selama dua minggu setelah menikah untuk liburan bersamaku. Tentu saja sekaligus honeymoon.
Demi, Tuhan! Aku sangat merindukan pria yang satu ini. Rasanya seperti sudah begitu lama kami tidak memiliki waktu untuk berduaan.
Saat aku sudah bersiap mengangkat kepalaku serta menurunkan harga diriku untuk mencium Aulion terlebih dahulu, tahu-tahu dia sudah melakukannya duluan.
Kali ini Aulion langsung menggerakkan bibirnya. Tidak cepat, cenderung lambat dan membuat kesan sensual yang menggairahkan. Hidungku dapat merasakan aroma segar dari napasnya. Aulion bagai obat yang membuatku kecanduan akan sosoknya.
Kedua lenganku sudah melingkari lehernya ketika tempo ciuman kami lebih cepat dari sebelumnya. Sesekali aku menekan tengkuknya untuk memperdalam ciuman kami. Aulion juga tetap menopang tubuhnya dengan kedua tangannya agar dia tidak benar-benar menimpaku.
“Astaghfirullah!”
Pekikan bernada kaget milik seorang perempuan menelusup ke dalam telingaku. Sontak aku mendorong kuat dada Aulion agar ciuman kami yang menggebu-gebu itu terhenti. Setelahnya, kami sama-sama berpaling ke sumber suara dan mendapati Anya di sana, yang menatap kami dengan kedua mata yang terbelalak serta wajah yang merah padam. Sementara di sebelahnya ada Ian yang sedang menahan tawa.
“Aku tahu besok kalian bakal nikah, tapi bisa nggak jangan mesum di apartemen aku?” ucap Anya dengan decakan di akhir kalimat.
Aku terkikik bersamaan dengan Aulion yang perlahan bangkit dari posisinya. Dia juga turut membantuku untuk mengubah posisiku menjadi duduk dengan tegak.
“Sorry, Nya,” sahut Aulion, yang juga terkekeh geli seperti diriku.
“Itu yang namanya cipokan, Nya.” Kali ini gantian Ian yang buka suara, meledek Anya yang katanya masih suci.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Partner
Romansa[TAMAT - CERITA MASIH LENGKAP] Bagi Tiara, Aulion adalah cinta pertama sekaligus patah hati pertamanya. Bagi Aulion, Tiara selayaknya obat yang tiba-tiba hadir di sela-sela patah hatinya. Keduanya sama-sama menyimpan luka. Lalu, memutuskan untuk ber...