Chapter 31

125 12 0
                                    

"kalo bukan Orzie siapa?"

Alice tersenyum misterius membuat ketiga lelaki dihadapannya bergidik ngeri.

"Tasya"























Menatap nanar kearah pintu ruang IGD tanpa berhenti mengeluarkan airmatanya. Disana. Sosok gadis yang selalu ceria meskipun disakiti berkali-kali tengah berjuang hidup. Tangannya terus mengepal kuat mengingat bagaimana wanita gila itu menusuk sosok gadis yang membuat dirinya nyaman dan menaruh rasa pada gadis itu.

Lalu lelaki itu berbalik dan merosot kebawah. Menyandar pada dinding disamping pintu dan menekuk lututnya. Kemudian ia menaruh kepala diantara kedua lututnya itu.

"Sialan" umpatnya dengan nada lirih dan tangan yang terkepal. Bahkan mungkin tangannya mengeluarkan darah karena mengepal terus.
























"Gue gak nyangka lo sebejat itu, lo mau bunuh Adek lo sendiri? Kalo sekarang dia mati, lo bakal masuk penjara!"

"Lo mikir gak sih kalo perlakuan lo lebih bejat daripada om Farhan hah! Gue nyesel udah terima kerjasama bareng lo! Bukan ini yang gue mau Jess!"

Gadis dengan rambut gelombang itu terus mencaci gadis yang kini terdiam dengan airmata yang terus mengalir. Ia tak habis pikir, sesusah itu ternyata cari uang sampai ia harus berbuat jahat pada temannya sendiri? Ia menyesal karena udah berkhianat. Menyesal. Kata yang selalu muncul diakhir.

"Sekarang lo ikut gue!" Ucapnya seraya menarik tangan Jesslyn.

Jesslyn menatap gadis dihadapannya dengan tatapan memohon dan menggeleng. "gue gamau, gue gamau ketempat itu lagi,"

"Gue gabakal bawa lo kesana, gue bakal bawa lo ke kantor polisi!" Balas gadis itu seraya tetap menarik-narik tangan Jesslyn.

"Nggak! Gue gamau! Gue mohon jangan, gue gamau kesana!" Isak Jesslyn sembari memberontak.

"Lo harus pertanggung jawabkan perbuatan lo Jesslyn!"

Jesslyn menggeleng sembari menahan gadis itu agar tak menariknya. "gue mohon jangan,"

"Jess lo——"

"Gue mau ketemu Eva, abis itu lo boleh bawa gue kemanapun"
























Ddrrrttdrrtt

Wahyu meraih handphone dan mengernyit. Lalu menggeser tombol hijau.

"Halo Ji?"

"...."

"Serius lo?"

"...."

"Syukurlah, gue kesana sekarang"

"...."

"Oke"

Alice, Zidan, dan Saga menatap Wahyu dengan tatapan tanda tanya. Wahyu menatap mereka santai dan mengernyit. Lalu tangannya menari diatas layar handphone dan tak lama handphone Alice dan Zidan bergetar.

Zidan mengalihkan pandangannya kearah handphone dan berganti menatap Wahyu yang kini meminum soda. Sementara Alice memijat pangkal hidungnya. Melihat gelagat ketiganya, membuat Saga bingung.

"Aneh," desisnya lalu berdiri dan berjalan keluar dari rumah Alice. Tidak ada yang menahannya pergi seperti tadi, memang tak ada gunanya ia kemari.

"Pokoknya jangan sampai ada yang tau, atau Joshua bakal marah besar" bisik Wahyu agak memajukan tubuhnya.

Kedua sejoli itu mengangguk paham. Kemudian Alice berdiri dan masuk kedalam kamarnya.























•EVANESCENT✓•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang