Chapter 32

114 11 0
                                    

"maafin saya Eva, saya tidak bisa menjagamu dengan baik,"

~Farhan Aditya Ravelyn

•EVANESCENT•


"Lo gaperlu tau masalah Eva, karena dia mantan lo! Lo itu cowok terbrengsek yang pernah gue temui!"

"Abis ini gausah lo cari atau ketemu Eva lagi! Lo itu sama kek sahabat gila lo itu, sama-sama neraka buat Eva!"

"Gue benci lo, itu kata Eva sebelum gue bawa dia kesini"

"Eva ditusuk Jesslyn, orang tersayang lo."

"Jesslyn nyulik Eva sama Joshua, biar lo bisa lupain Eva dan dia berniat bunuh Eva. Mantan lo"

"I don't know what to say, but I'm sorry I have a friend like you. Now I'm on Eva and Joshua's side, sorry"

Lelaki dengan wajah tampan itu mengusap wajahnya kasar. Matanya beralih menatap cermin dimana wajahnya terpampang disana.

"Eva kenapa? Kenapa dia benci sama gue?"

Lalu ia berdiri dan melempar semua barang dimeja belajarnya. Ia berteriak kencang sampai sosok Bara dan Rosa memasuki kamarnya.

"Saga! Kamu kenapa?" Tanya Rosa khawatir saat Saga akan melempar vas bunga ke dinding.

Lelaki itu menoleh lalu menjatuhkan vas bunga tersebut. Beberapa pecahan mengenai kakinya hingga terluka, tapi itu tak terasa sedikitpun pada kakinya.

"M-ma" lirih lelaki itu lalu mendekati Rosa.

"Kenapa sayang? Kamu kenapa? Cerita sama mama," jawab Rosa seraya mengusap kepala anaknya.

"Eva ma, Eva"

Raut wajah Rosa berubah menjadi terkejut. "Eva kenapa?"

Sementara Bara hanya menatap interaksi kedua orang kesayangannya. Ia belum pernah melihat Saga sefrustasi itu sampai mengacaukan kamarnya sendiri.

"Eva sakit ma, d-dia dirumah sakit. Mama tau kenapa?"

Rosa mengusap pipi basah putranya. "kenapa sayang?"

"Karena Jesslyn ma, d-dia yang celakain Eva"

Mata Rosa berkaca-kaca. "k-kamu serius?"

Saga mengangguk. Lalu Rosa membawa Saga kedalam pelukannya. "kamu yang sabar ya"

"Saga gabisa ketemu Eva, Eva benci sama Saga ma"

Bara menatap putranya iba. Ini salahnya. Ia ngotot menjodohkan Saga dengan Jesslyn tanpa tau Saga dan Eva menderita. Ia tak tau ternyata putranya tidak bahagia. Bagaimana bisa ia begitu tenang melihat putranya seperti ini?


•EVANESCENT•

"Kak lo yakin mau bawa Eva?"

Bryan mengangguk. "gue yakin, gue gamau Adek gue menderita terus-terusan disini,"

Wajah Orzie dan Alice berubah lesu. Mereka gak mau jauh dari Eva, cukup mereka kehilangan Tasya. Jangan lagi mereka kehilangan sosok Eva.

"Tapi kak, Eva bakal balik lagi kan?"

Bryan menghela lalu bersandar pada dinding disamping pintu kamar rawat Eva. "gatau, mungkin nggak. Gue mau Eva sekolah disana,"

•EVANESCENT✓•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang