"Saga liat sini deh, lucu kan?"
Saga menatap ponsel Jesslyn yang menunjukkan dress selutut berwarna putih dengan pita agak besar ditengahnya.
Lelaki itu hanya mengangguk membuat Jesslyn tersenyum senang. "beli ini boleh gak?"
Saga menggeleng sembari menyuapkan Jesslyn makan. Melihat Saga menggeleng, gadis dengan wajah seperti kelinci itu mengerucutkan bibirnya.
"Kenapa?"
"Gak cocok buat lo, cocoknya buat Eva"
•EVANESCENT•
"Kita terapi aja ya?"
Gadis dihadapan dokter itu menggeleng, "gamau, minum antibiotik sama penisilin aja dok,"
"Biar cepet sembuhnya." Dokter itu masih berusaha membujuk gadis keras kepala dihadapannya.
Namun gadis itu masih bersikeras tidak ingin di Terapi. Sementara lelaki disampingnya hanya diam menyimak.
"Terapi apa ya dok?" Meskipun diam, ia juga penasaran, terapi apa yang akan dihadapi gadis itu sampai tak ingin melakukannya.
"Ada dua terapi, terapi Oksigen dan terapi dehidrasi oral. Kita bisa angsur kok terapinya selama pertemuan kalo kamu mau, sembari kamu minum antibiotik dan penisilin" jelas dokter itu lumayan panjang.
Namun gadis itu masih menggeleng. Ia cukup trauma dengan yang namanya terapi. Karena terapi adalah hal terburuk dalam hidupnya.
"Va, ini demi kesehatan lo." Lelaki disampingnya juga ikut membujuk dirinya.
"Gue gamau Jo, gue takut"
Lelaki itu meraih tangan gadis berambut sebahu itu dan menggenggamnya. "ada gue disini, lo pasti bisa sembuh"
Gadis itu menggeleng, "gue gamau, gue trauma" lirihnya dengan mata yang berkaca-kaca.
Lelaki itu mengusap tangan Eva dengan lembut membuat Eva menatap kearahnya. Keduanya saling tatap mengabaikan dokter yang ada dihadapan mereka.
•EVANESCENT•
"Good morning class!!" Sapa Eva saat masuk kelas dengan riangnya.
Diikuti Alice yang ada dibelakangnya. Eva tersenyum lebar hingga membuat temannya yang lain ngeri sendiri.
"Lagi bahagia nih?" Cibir Wahyu sambil memakan rotinya.
Eva terkekeh, "hm, lumayanlah. Eh tapi kan Eva selalu bahagia tiap hari," lalu gadis itu tertawa membuat Wahyu terperanjat karena tak pernah mendengar Eva tertawa begitu lepas.
Duakh!
Eva menghentikan tawanya dan mengusap kepala bagian belakangnya. "shit! Siapa yang lempar gue nih pena! Maju lo budak Dajjal!"
Lelaki yang duduk dibelakang barisan yang sama dengan Eva mengangkat tangannya. Namun Eva tak nampak.
"Gue, Napa lo? Sini kalo berani!" Tantang lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
•EVANESCENT✓•
Ficção Adolescente(Jangan lupa Follow sebelum baca, biar gk ketinggalan🤗) This my first story!! Pacaran dengan sosok setampan Saga memanglah tak mudah. Setiap mereka kencan selalu ada kendala. Entah itu dari sahabat masa kecil Saga, latihan basket lelaki itu, bahkan...