Chapter 19

85 10 0
                                    

"there is no such thing as sincere. Even if there is it is rare, because sincerity is rare"

~Eva Agatha Ravelyn


EVANESCENT

Suasana ruang dengan cat putih dan bau antiseptik sangat senyap. Sangking senyapnya hanya suara pendingin ruangan yang terdengar. Terlihat sosok lelaki tengah menatap kearah gadis yang masih memejamkan matanya. Gadis dengan wajah pucat dan nafas yang teratur itu belum juga membuka matanya.

Menghela nafas panjang lalu mengusap wajahnya kasar. Sampai kapan ia akan menjadi bodyguard gadis itu? Tapi gadis itu sangat penting dihidupnya. Tapi gimanapun ia juga memiliki urusan sendiri.

Tak lama pintu ruangan terbuka dan terlihat sosok pria dengan kaos putih dibalut jaket denim masuk dengan wajah datarnya. Ia tak habis pikir, untuk apa Saga memanggilnya kemari malam-malam begini? Kurang kerjaan kan?

Saga menoleh dan tersenyum tipis. Sementara pria yang berdiri tak jauh darinya mendelik. Penampilan temannya itu sungguh mengerikan. Rambut acak-acakan, muka kusut, kantung mata menghitam seperti mayat hidup apalagi wajahnya yang lumayan pucat.

"Setan lo ya?" Saga mendelik lalu bergumam tak jelas.

"gantengginidibilangsetan" gumamnya dengan nada cepat membuat pria didekatnya mengernyit.

Namun ia tak peduli dan beralih menatap gadis yang masih menutup mata diatas brankar. Ck, merepotkan!

Lalu pria itu berjalan kearah sofa dan membaringkan tubuhnya

"Yu, kok lo tidur sih? Gue nyuruh lo kesini bukan buat tidur njing." Sungut Saga sebal disertai umpatan.

Lelaki diatas sofa itu bodoamat dan tetap menutup matanya. Bodoamat sama Saga yang terus mengomel seperti istri yang tidak diberikan uang bulanan. Lagian, siapa suruh mengganggu waktu tidurnya?

EVANESCENT

"Kasih..."

"Sampai kapan kau gantung cerita cintaku?
Memberi harapan"

"Hingga mungkin 'ku tak sanggup lagi,
Dan meninggalkan dirimu"

"Khem"

Suara itu menghentikan seorang gadis yang tengah bermain tuts hitam putih dihadapannya. Gadis itu menoleh lalu menunjukkan cengirannya.

"Daddy's son's voice is so good" puji pria paruh baya yang baru turun dari kamar.

Pagi-pagi dapat alarm nyanyian dari sang putri adalah hal terbaik dihidupnya. Ini adalah hal yang langka, putrinya itu jarang banget nyentuh piano. Entah mengapa setelah sekian lama akhirnya jari-jari putrinya itu memainkan tuts-tuts hitam putih itu lagi. Ah, ia jadi teringat akan mendiang istrinya.

"Iya dong, Eva gitu loh" balas sang putri sombong sembari menyibak rambutnya.

Eva memiliki bakat dalam bernyanyi. Tapi ia tak tunjukkan pada siapapun. Barangkali Saga sang pacar. Ya buat apa? Tapi nih ya, dulu ia sempat ingin memberikan Saga hadiah ulangtahun dengan sebuah lagu. Tapi gagal karena dirinya sakit. Ia bertekad tahun ini harus terwujud, jadilah dirinya mulai berlatih memainkan piano lagi.

•EVANESCENT✓•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang