"Thanks and Goodbye"
~Eva Agatha Ravelyn
•EVANESCENT•
"Lepasin gue anjing! Apa-apaan lo narik gue hah!"
Wahyu menulikan pendengarannya seraya tetap menarik Joshua kedalam apartemen milik Nathan. Setelah menekan pin, ia masuk kedalam dan membawa Joshua ke sofa. Sementara sang empu masih berusaha memberontak.
Terlihat Nathan, Saga, dan Zidan disana. Joshua menatap sengit kearah semuanya. Ia hendak melayangkan protes tapi tertahan lewat tatapan Nathan yang tajam. Joshua memejamkan matanya dan menghela samar. Kemudian, ia duduk dilantai dan mengacak rambutnya.
Bayangkan, tadi ia sedang enak-enak tidur eh malah ditarik paksa sama oknum Wahyu. Gimana gak kesel coba? Mana yang ditarik kerah baju lagi, kan jadi tercekik dirinya. Untung gak mati, gak mati sih cuma mukanya udah biru.
Tak lama sosok Alice dan Orzie muncul dari pintu apartemen dengan seorang gadis dibelakang mereka. Sontak Joshua melotot saat mengenali siapa gadis dibelakang keduanya. Tidak hanya Joshua, tetapi yang lain juga.
"Tasya!?"
"Lo yakin?"
Gadis dengan rambut sebahu itu mengangguk. "gue kangen mereka kak, boleh ya?"
Lelaki dengan wajah brandal itu menghela samar. "oke, bentar gue ambil laptop dulu"
Gadis dengan baju pasien itu tersenyum tipis. Sebentar lagi.
Bryan kembali dengan laptop ditangannya. Kemudian, ia mengutak-atik laptopnya hingga terlihat wajah Wahyu diseberang sana.
"Hello bro!" Sapa Zidan dengan semangat.
Bryan memutar netra kembarnya malas. "sksd lo jodoh Christina" cibirnya dengan nada sengit.
Zidan mengalihkan pandangannya kemudian meraih kaleng soda yang disediakan oleh Nathan.
"Ciee, salting"
Semua orang yang ada didalam apartemen Nathan itu membeku. Mereka kenal suara itu. Suara ceria yang membuat mereka terpikir dan rindukan. Bahkan tanpa disadari, bulir airmata mengalir dari mata Joshua begitu cepat.
"Itu...Eva?" Lirih Orzie dengan senyum miris dibibirnya.
"Iyoo ini gue, sahabat ehh sahabatkah? Ah, bukan deh keknya. Ini gue, anak yang buat semua orang susah hehe"
Tak lama wajah Eva terpampang dilayar laptop milik Wahyu. Mereka langsung mengerumuni laptop, minus Saga, Joshua, dan Tasya. Ketiganya masih terdiam. Berusaha mencerna apa yang terjadi.
"Hehe hai guys, rindu gue gak? Gue udah bangun nih, gaada kasih selamat gitu?"
Alice menggigit bibir bawahnya kuat. Matanya melirik keatas agar tak turun airmata berharga miliknya. Ia tak boleh kelihatan nangis didepan sahabatnya.
"Eva, kita kangen banget sama lo tau!" Ujar Zidan semangat dengan mata yang berkaca-kaca.
"Bener, kapan lo balik?" Timpal Orzie seraya mengusap pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
•EVANESCENT✓•
Teen Fiction(Jangan lupa Follow sebelum baca, biar gk ketinggalan🤗) This my first story!! Pacaran dengan sosok setampan Saga memanglah tak mudah. Setiap mereka kencan selalu ada kendala. Entah itu dari sahabat masa kecil Saga, latihan basket lelaki itu, bahkan...