Chapter 7

99 13 0
                                    

Melamun dibawah langit malam adalah hal yang dapat menghilangkan beban pikiran. Menatap kosong kearah layar handphone yang ada ditangannya dengan buliran air yang terus turun dari matanya.

Ia teringat ucapan sang kekasih tadi saat ditelepon. Niatnya ingin meminta maaf dan menjelaskan semuanya, tapi sang kekasih malah memarahinya.

"Besok kamu harus minta maaf sama Jesslyn!"

Ucapan itu terus terngiang dikepalanya. Hal itu membuat kepalanya berdenyut kembali. Mengusap pipinya yang basah lalu mendongakkan kepalanya keatas.

"When this is over?"

EVANESCENT

"Eva! Bangun woi! Gak sekolah lo hah!"

Eva menggeliat kecil dan semakin masuk kedalam selimutnya. Entah mengapa, ia tak ada semangat buat sekolah hari ini.

Pintu kamar Eva dibuka kasar oleh Bryan selaku kakak sepupunya Eva. Lelaki itu menghela kasar untuk menetralkan emosinya. Ia tak boleh emosi saat menghadapi Eva.

"Va, bangun. Kamu gamau sekolah?" Bryan menggoyangkan bahu Eva dengan lembut.

"Eva? Eva? Va?"

Eva membuka matanya perlahan lalu menatap Bryan dengan tatapan polos.

"Udah pagi kak? Eva masih ngantuk,"

"Bangun, itu cowo yang kemaren anter kamu ada dibawah,"

Ucapan sang sepupu membuat Eva loading. Lalu tak lama dirinya terduduk dan kaget bukan main. Gadis itu menatap Bryan dengan tatapan sulit ditebak.

"Beneran?"

Bryan mengangguk dua kali.

Eva beringsut dari kasur dan keluar dari kamar. Ia belum sadar akan tampilannya yang amburadul.

Menuruni tangga dengan terburu-buru bahkan hampir jatuh jika dirinya tak berpegang pada dinding disamping tangga. Saat sampai bawah, ia langsung berlari menuju ruang tamu.

Tapi ia tak mendapati siapapun. Kosong. Lalu gadis itu beralih keluar dari rumah. Diluar pun kosong. Hanya ada pak supir yang sedang membasuh mobil Bryan.

"Pak tadi ada anak cowok seusia Eva kesini?" Tanya Eva dengan cepat.

Pak supir itu menatap Eva, "non Eva baru bangun? Kenapa masih pake piyama non? Gak sekolah?"

"Yaelah si bapak malah nanya balik, bener gak? Tadi anak anak cowok kemari?"

Pak supir itu kelihatan berpikir lalu menggeleng, "gaada non,"

"Beneran?"

Dengan deru napas yang tak normal pertanda marah, Eva menaiki tangga dan pergi kekamarnya. Benar dugaannya, Bryan masih ada dikamarnya.

"Kak Bryan!"

Lelaki itu menoleh berusaha menahan senyumnya, "apa?"

"Kakak bohong kan! Katanya ada Joshua dibawah, buktinya gaada!"

Lalu tawa Bryan meledak begitu saja. Entah mengapa ia menyukai ekspresi Eva saat ini. Antara lucu dan menggemaskan. Sungguh.

•EVANESCENT✓•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang