"tulus dari hati dan tulus dari mulut itu berbeda."
~Eva Agatha Ravelyn"ngapain lo disini?"
Suara itu membuat gadis dengan rambut sebahu itu menoleh lalu menunduk. Tatapan lelaki itu menyorot ketidak sukaannya kepada gadis tersebut.
"H-hai Joshua, apa kabar?" Tanya gadis itu berubah gagap.
Lelaki yang dipanggil Joshua itu mendengus dan duduk disofa singel.
"Duduk, kek gaada kursi aja" cibir lelaki itu sembari melipat kedua tangannya didada.
Gadis itupun duduk dan memainkan ujung bajunya. Sementara lelaki tadi menghidupkan TV dan mencari channel yang bagus. Namun tak ada yang dapat menarik perhatiannya di layar segi empat itu.
"Mau apa lo kesini?" Akhirnya lelaki itu membuka suara memecahkan keheningan keduanya.
Gadis itupun mengangkat kepalanya. "l-lo gapapa kan?"
Lelaki dengan rambut hitam itu mengernyit. "maksud lo?"
Gadis dengan rambut sebahu itu beralih menatap tulang kering Joshua yang terbalut perban dan semacam perlindungan gitu.
Mengerti akan tatapan gadis itu, Joshua mengusap tulang keringnya sendiri.
"Gapapa, kata dokter gaperlu diamputasi. Untung gue kuat, kalo gak kaki gue bisa ilang"
Ucapan lelaki itu membuat mata gadis tadi berkaca-kaca. Ia jadi semakin merasa bersalah.
"M-maaf, gu-gue gak bermaksud buat lo kek gini"
Joshua menatap gadis itu yang kembali menunduk. Lelaki itu paham. Pasti gadis tersebut merasa bersalah padanya.
"It's fine, i am strong. Gausah cengeng, Eva yang gue kenal gak cengeng"
Ucapan lelaki itu membuat Eva mengangkat wajahnya lalu tersenyum lebar. "beneran? Lo maafin gue kan?"
Joshua mengangguk dan meraih toples diatas meja yang berisi camilan.
"Thanks Jo! Gue tau lo tulus!" Gadis itu tersenyum bahagia sambil bergumam terimakasih.
Melihat Eva bahagia membuat Joshua melengkungkan bibirnya membentuk senyum tipis.
Gue tulus, tapi doi gak peka
•EVANESCENT•
"Jess, gue pulang dulu ya. Udah malem takut nyokap nyariin"
Jesslyn masih bergelayut manja dilengan Saga. "gamau! Nginep sini aja, mama aku gapulang"
"Tapi—"
"Awh, Ga pala aku sakit" rintihnya sembari memegang kepalanya.
"Eh mana yang sakit? Kita kekamar ya lo istirahat"
Jesslyn menggeleng. Gadis dengan wajah seperti kelinci itu menatap penuh harap kearah lelaki yang berada disampingnya.
"Nanti kamu ninggalin aku, aku gamau tidur!" Rengek gadis itu menelusupkan wajahnya didada lelaki tersebut.
Lelaki itu tersenyum gemas. Sahabatnya ini selalu saja menggemaskan! Ia jadi luluh dan tak ingin meninggalkannya.
"Yaudah, tapi lo harus tidur. Oke?"
Jesslyn tersenyum manis dan mengangguk lucu. "makasih Sagaa!"
KAMU SEDANG MEMBACA
•EVANESCENT✓•
Teen Fiction(Jangan lupa Follow sebelum baca, biar gk ketinggalan🤗) This my first story!! Pacaran dengan sosok setampan Saga memanglah tak mudah. Setiap mereka kencan selalu ada kendala. Entah itu dari sahabat masa kecil Saga, latihan basket lelaki itu, bahkan...