"you are great, hold on until just in time. Okay?"
~Joshua Vallen
•EVANESCENT•
"Eva hilang, tolong cari dia. Gue khawatir dia kenapa-napa"
"Gue liat tadi pagi dia keluar gitu, gue pikir dia sama Saga tapi ternyata Saganya malah berduaan sama si uler"
Lelaki dengan rambut hitam dan topi baseball putihnya itu terus berjalan menyusuri hutan. Tidak mungkin Eva pergi jauh-jauh hanya untuk mencari angin bukan?
Guru dan yang lain ikut mencari tapi mereka hanya persekitaran perkemahan. Saga? Ah, jangan andalkan pria itu. Ia sedang menemani sahabatnya yang kelewat manja itu. Jadilah dirinya yang turun tangan, itupun karena dipaksa sama Alice, jika tidak dirinya lebih memilih tidur ditenda.
Sudah tiga puluh menit lebih dirinya memutari hutan namun masih tak melihat batang hidung gadis itu. Dirinya berdecak sebal dan menyumpah serapahi Eva dalam hati karena tak kunjung jumpa.
Menendang batu kerikil yang ada dibawah sambil tetap berjalan dan meneriaki nama gadis dengan rambut sebahu itu. Tak sengaja matanya melihat sebuah gelang dibawah saat menendang kerikil tadi.
Mengambil gelang tersebut dan mengamatinya. Mirip gelang....Jesslyn?
"Lice, lo jangan murung gini dong. think positive, mungkin Eva lagi boker trus dia kesusahan" bujuk Tasya bercanda agar suasana mencair.
Plakk
"Situasi gini masih aja becanda lo!" Desis Orzie tajam. Tasya meringis pelan dan melotot.
"Siapa yang bercanda! Lagian Alice terlalu overprotektif sama Eva, yang dipikirannya cuma Eva" celetuk gadis itu sembari mengeluarkan handphonenya.
Mendengar hal itu Alice menatap Tasya tajam dan pergi dari kedua sahabatnya itu. Kenapa Tasya sangat tenang padahal salah satu dari mereka hilang? Tunggu, apa jangan-jangan Tasya yang buat Eva hilang, makanya dia setenang itu?
"Mulut lo licin ya, gak mikirin perasaan orang" bisik Orzie lalu menyusul Alice membuat Tasya mendengus.
"Panik banget sih, palingan juga anaknya ketiduran dihutan"
Lelaki dengan topi baseball putih tadi berjalan mengikuti gelang yang ia jumpai tadi. Ternyata mengarah ke danau. Danau yang sangat tenang dan damai. Wah, bagus sih danaunya.
Melangkah mendekati danau dan melihat sepasang sepatu yang familiar. Itukan sepatu....Eva?
Seketika dirinya membeku dengan apa yang dipikirannya. Jangan-jangan...
"Eva!!"
Byurr~
•EVANESCENT•
"Va, bangun plis" menepuk-nepuk pipi gadis dengan kepala yang dipangku dipaha pria itu.
Wajahnya pucat dan tubuhnya dingin. Ayolah, tidak mungkin Eva pergi kan? Kalo iya Eva pergi, then he will not forgive the culprit.
Apa yang harus ia lakukan sekarang? Mana handphone ia tinggalkan. Bagaimana cara membuat gadis itu bangun?
"Gak lucu becandaan lo, bangun cepet. Atau gue tinggal?"
KAMU SEDANG MEMBACA
•EVANESCENT✓•
Ficção Adolescente(Jangan lupa Follow sebelum baca, biar gk ketinggalan🤗) This my first story!! Pacaran dengan sosok setampan Saga memanglah tak mudah. Setiap mereka kencan selalu ada kendala. Entah itu dari sahabat masa kecil Saga, latihan basket lelaki itu, bahkan...