12 : Fakta

2K 224 67
                                    

"Apa sudah bisa dihubungi?"

Taehyung menggeleng resah, membuat gadis yang duduk di sebelahnya itu menghela nafas.

Jennie mengusap pundak pria itu dengan lembut. "Kita coba lagi nanti.."

"Orang tuaku hampir tidak pernah mematikan ponsel, Nona. Mereka selalu bisa dihubungi."

"Mungkin sinyalnya? Di Norilsk sulit sekali mendapat sinyal."

Taehyung melirik keterangan sinyal di pojok layar ponselnya, dan menghela nafas.

"Bisa jadi.."

Jennie tersenyum manis. "Ya sudah... Aku mandi dulu. Kau tunggu sini!"

Pria itu mengangguk patuh. "Ya, Nona."

Ia melirik sekilas memperhatikan langkah kaki Jennie yang mulai menjauh dari ranjang, memasuki kamar mandi dan menutup pintu.

Taehyung menghela nafas. Jemarinya bergerak resah. Tak bisa tenang.

"Aku harus menghafal nomor Rose. Dia satu-satunya harapan terakhirku. Tapi....."

Pria itu menggeleng keras, merasa pusing dan kesal. "Bodoh sekali aku tidak menghafal nomor kekasihku sendiri."

Sudah seminggu berlalu sejak Seokjin mengirim ponsel untuk Taehyung,

Dan kedua orang tuanya tetap tak bisa dihubungi.

Mendadak, pintu kamar diketuk dari luar, membuatnya terpengarah.

"Nona? Makan siang."

"Buka!"

Pintu terbuka, memperlihatkan sosok pria kekar tengah membawa nampan berisi sekotak pizza dan dua botol Sprite segar.

"Dimana Nona J?" Tanya Josh sembari berjalan mendekat.

"Mandi."

"Ah.. Begitu."

Pria itu meletakkan nampan makanan di atas meja.

Merasa diperhatikan, ia memutar wajahnya.

"Apa?"

"Uhm.. M...maaf." Taehyung yang merasa salah tingkah karena tertangkap basah sudah memperhatikan pria kekar itu, hanya bisa meremas jemarinya sendiri.

Josh menghela nafas. "Apa kau ingin mengatakan sesuatu?"

"Uhmmm.... S..siapa kau?"

"Namaku Josh. Aku Panglima Maranzano."

"Panglima? Kau... Tentara?"

"Bukan." Josh mengambil duduk di tepi ranjang, memperhatikan sekitar. "Kenapa kau meminta ponsel?"

"Aku... Berusaha menghubungi orang tuaku. Agar mereka tidak cemas."

Mendengar perkataan Taehyung, anak buah kepercayaan RM itu hanya bisa menghela nafas panjang.

"Kau tidak akan pernah bisa menghubungi mereka lagi, Taehyung."

"Kenapa?"

"Mereka... Telah tewas."

"What?!"

"Orang tuamu... Saudaramu, semua sanak kerabatmu... Tak ada yang tersisa."

"Apa yang kau bicarakan?!" Kali ini, Taehyung melayangkan tatapan tajam, meminta penjelasan.

"Nona Jennie memerintah para anggota Maranzano untuk membunuh semua kerabatmu."

"Apa?! Tidak... Tidak mungkin.... Kau berbohong!"

PSYCHOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang