RM dikejutkan oleh kepulangan anak gadisnya yang mendadak.
Ia meneguk air mineralnya sebelum berjalan menghampiri Jennie yang sudah sembab karena terlalu banyak menangis.
"My Princess.... What's wrong?"
Suara langkah kaki terdengar dari kejauhan, ikut menghampiri.
"Bukankah rencananya akan berbulan madu bersama Taehyung selama setahun? Ini masih 8 bulan.." Ucap Seokjin, berdiri di samping Kakaknya.
Sunyi.
Tak ada anggota Maranzano yang berani melangkahi Nona mereka untuk bersuara.
Dan Jennie memang tak berniat membuka mulut.
Ia hanya menunduk lemas, berjalan menaiki tangga tanpa ada rasa semangat hidup.
RM menghela nafas terlebih dahulu, sebelum diikuti oleh Adik Kandungnya.
"Ada apa dengannya?" Tanya Seokjin.
Josh menghela nafas. "Biar kujelaskan, Tuan.."
Pertemuan yang mendadak.
Lisa dan Jisoo ikut hadir di ruang makan, duduk bersama RM, Seokjin, dan Josh.
Sementara anggota Maranzano lainnya hanya berdiri mengelilingi mereka.
Dan para pelayan sibuk berdiam diri menjaga Jennie dari luar kamarnya.
Pintu terkunci rapat.
"Ada apa?" Tanya RM tanpa perlu basa-basi.
"Kacau, Tuan. Nona J mengusir Taehyung karena kekeliruan kalimat yang ia ucapkan."
"Memangnya Taehyung berucap apa?"
"Rose.."
"Astaga..."
Semuanya menghela nafas berat. Tak ada lagi jalan keluar.
"Nona Jennie pasti terbakar api cemburu." Ucap Lisa.
"Tanpa kau berbicara pun, kita sudah tau, Lisa!" Cerca Seokjin kesal. "Lalu, kita harus bagaimana? Memaksa Taehyung kembali kesini? Aku saja tidak tau dia pulang kemana. Bukankah seluruh keluarganya sudah tewas?"
"Tidak ada yang tau, Jin.." Gumam RM. "Ini akan lebih sulit jika ternyata Jennie memang benar-benar tidak mau melihat lelaki itu lagi."
"Tidak.." Salah satu anggota Maranzano bersuara, membuat semuanya terpengarah.
"Ehmm... Maaf, Tuan RM. Tapi terakhir kali di villa, Nona Jennie terus menangis dan menyesali keputusannya."
Seokjin menyungging senyuman miring. "Good news."
"Hanya satu kabar baik." Celetuk Jisoo. "Kita tidak tau kemana Taehyung pergi, dan apakah pria itu masih mau menemui Nona Jennie.."
"Jisoo benar.." RM menelan ludah. "Astaga... Aku tidak tau harus bagaimana jika seperti ini."
Semuanya menghela nafas berat.
Tak ada jalan keluar, jika pemimpin mereka saja sudah tidak tau harus bagaimana.
Semuanya hanya menatap nanar pintu kamar Jennie yang tertutup rapat,
Diiringi suara isak tangis yang sayup-sayup terdengar dari dalam.
"Creepy.." Gumam Seokjin, sambil geleng-geleng kepala.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
PSYCHO
Romantizm[HIATUS] Seorang gadis pengidap kelainan jiwa melakukan sayembara untuk menemukan pria sempurna yang ia idamkan. Namun kriterianya sungguh gila ! Dan lebih gila lagi ketika ternyata pria pilihan yang menjadi idamannya adalah seorang Bocah Culun !!! ...