09 : Penyesalan

1.9K 235 48
                                    

Tak banyak yang berubah.

Para anggota Maranzano melepas ikatan Taehyung, lalu menutupi tubuh telanjangnya dengan pakaian yang layak.

Rafaell Maranzano, selaku Pemimpin Keanggotaan Mafia yang paling ditakuti di Boston, merasa bertanggung jawab atas apa yang telah menimpa Si Pria Lugu.

Ia mengirim 7 orang dokter dan 10 chef ke markas rahasia di Norilsk, untuk merawat Taehyung dan para anggota lainnya.

Perawatan terbaik.

Sayangnya, para anggota tidak berani memindahkan tubuh Taehyung di kamar utama, karena Jennie tidak berbicara apapun soal itu.

"Harusnya dipindah.. Disini terlalu dingin dan sempit, para dokter juga tidak bisa bekerja secara maksimal." Keluh salah satu anggota.

"Miss Jennie tidak mengatakan apapun soal hal itu. Jadi, cari aman saja." Josh yang menjawab. "Aku tidak mau di antara kalian ada yang terbunuh."

"Miss Jennie menyuruh kita melepas ikatan lelaki itu, dan merawatnya. Menurutku itu sudah jauh lebih baik dibanding kemarin." Celetuk salah satu dari mereka, yang dijawab anggukan setuju oleh yang lainnya.

Tak lama, seorang Dokter keluar dari kamar ruang bawah tanah, tempat dimana Taehyung masih tergeletak lemah.

Semua anggota Maranzano ikut terpengarah, menatap cemas.

"Bagaimana keadaannya?!"

"Sangat buruk." Dokter itu menghela nafas. "Untung saja kami membawa peralatan yang cukup memadai. Jadi, kurasa operasi akan dilakukan malam ini juga."

"Operasi?!" Suara Josh meninggi. "Ada apa dengan paru-parunya?"

"Tuan... Untuk saat ini, aku tidak bisa memberitahu secara detail."

"Katakan saja intinya!"

"Ada kebocoran di paru-parunya. Ia juga terkena radang lambung, tipes, radang tenggorokan, dan sindrom iritasi usus. Kami harus melakukan tindakan operasi untuk paru-parunya."

"Astaga..." Josh mengusap rambutnya ke belakang, merasa pening. "Tolong... Lakukan yang terbaik untuknya. Dia aset kami."

"Pasti. Kami pasti melakukan yang terbaik."

"Katakan apapun jika membutuhkan sesuatu. Jangan sungkan."

"Terimakasih, Tuan.."

Josh mengangguk tipis, membiarkan dokter itu berlalu untuk menyiapkan segala sesuatunya.

Malam ini, para anggota Maranzano rela tidak tertidur demi memantau perkembangan kondisi Taehyung.

















Pagi harinya, Jennie baru datang menjenguk setelah tiga hari lamanya menangis mengurung diri di kamar utama.

"Bagaimana keadaannya?"

Para anggota Maranzano terpengarah mendengar itu, segera menegakkan tubuh.

"Tidak apa-apa, kalian istirahat saja.. Aku tau kalian tidak sempat tidur."

"Terimakasih, Nona.."

Mereka semua membungkuk sopan sebelum meninggalkan ruang bawah tanah.

Tersisa Josh, yang berkewajiban melaporkan perkembangan kondisi Taehyung di dalam sana.

"Bagaimana, Josh? Tolong, kabar baik." Sepasang mata Jennie berkaca-kaca, penuh pengharapan.

"Semalam telah dilakukan operasi untuk paru-parunya. Kita hanya bisa berdoa, Nona..."

Mendengar ucapan Josh, gadis itu langsung terjatuh duduk, menangis sejadi-jadinya.

"Tidak seharusnya aku menyiksanya.. Aku sangat menyesal..."

PSYCHOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang