Sinar matahari menelusup masuk melewati celah jendela kamar, membuat silau.
Jennie mengerutkan keningnya dalam-dalam, perlahan membuka mata.
Buram. Ia harus mengerjap untuk membiasakan penglihatannya.
Pandangannya tersapu ke seluruh bagian kamar.
Hampa. Dan sepi.
Sesuatu tak menyambutnya pagi ini.
"Taehyung..."
Memori berputar, menjelajahi waktu lampau dalam 24 jam berakhir.
"Sofa.. Aku terakhir melihatnya di sofa. Apa dia tidur disana?"
Wanita itu mengeteskan air mata tanpa suara tangisan, pelan-pelan keluar dari kamar, menuruni tangga, menuju ke lantai dasar.
Ia mengusap perutnya tak kerap kali terasa sakit dan berat,
Dan biasanya ia membutuhkan Sang Suami.
Nihil. Taehyung tak berada di sofa.
Jennie menghela nafas berat, mengedarkan pandangannya ke seluruh bagian rumah.
Dapur. Ruang tamu. Kamar mandi. Dan pintu rumah yang masih tertutup rapat.
Ia mengernyit, melangkah membuka pintu, dan tertegun sesaat.
Halaman terasa sunyi, tak ada mobil mewahnya disana.
"Dia... Sejak kapan dia pergi?"
Jennie memutar wajah, melirik jam dinding.
"Ini masih amat pagi.. Tak mungkin Taehyung berangkat kerja sebelum pukul 8."
Sesuatu menusuk dadanya, terasa amat sesak memikirkan dugaan terburuknya.
"Apa dia sudah pergi sejak semalam? Atau.... Kemarin siang aku mendengar suara mobilnya pergi? Dan setelah itu, aku tak mendengarnya lagi. Apa... Apa dia pergi sejak kemarin siang?"
Kali ini, terasa jelas besi panas yang menghantam dadanya, membuat sesak hingga terasa jiwanya terpojokkan jauh dari kenyataan.
Air mata dengan cepat membasahi pipi, berusaha menarik nafas dalam-dalam untuk menetralisir mentalnya yang sudah mulai goyah.
Tubuhnya gemetar, berkeringat di dinginnya pagi hari.
"Apa yang harus kulakukan.. Dimana Taehyung?"
Jennie memejamkan mata sejenak, gemetar memegangi dadanya yang sudah tak bisa diajak kompromi.
Ia memaksakan diri menuju ke kamar, mengambil ponselnya dan menelfon Jisoo.
Tiga kali panggilan, gadis itu baru menjawab.
"Nona maaf, aku baru saja terbangun.."
"Jisoo..."
"Nona?" Suara di seberang terdengar lebih cemas dari biasanya. "Ada apa?"
"Apa Taehyung ada disana?"
"Ehmmm tidak. Kalau pun ada, pasti bersama Nona."
Jennie memejamkan mata, menahan tangisnya meledak.
"Dimana Daddy?"
"Bersama Josh dan Seokjin di halaman belakang. Seperti biasa, perbincangan dewasa."
"Jisoo... Temani aku ke Dokter Jay sekarang."
"Oh.. Ehmm all right, Nona..."
"Hanya kau dan Lisa. Jangan sampai Daddy dan Uncle tau."

KAMU SEDANG MEMBACA
PSYCHO
Romantizm[HIATUS] Seorang gadis pengidap kelainan jiwa melakukan sayembara untuk menemukan pria sempurna yang ia idamkan. Namun kriterianya sungguh gila ! Dan lebih gila lagi ketika ternyata pria pilihan yang menjadi idamannya adalah seorang Bocah Culun !!! ...