(Malam sebelumnya)
"Kerja bagus, Rider." Ucap cowok berkacamata sembari melemparkan sebuah amplop berisi uang kepada seseorang dihadapannya, ia adalah Kisaki Tetta.
Malam itu mereka berada di suatu gedung yang sudah lama kosong. 3 orang berdiri di ruang utama gedung itu. "Terima kasih." Ucap lelaki yang disebut-sebut sebagai Rider itu.
"Hei, Rider. Kau ini jauh lebih muda dari kami. Bahkan kau masih SD. Bagaimana kau bisa menyelesaikan semua tugas mu itu dengan sangat cepat?" Tanya seorang pria yang bertubuh kurus tinggi dari sisi lain ruangan itu. Ia duduk dekat jendela sembari merokok. Ia bernama Shuji Hanma.
"Pakai otak." Jawab Rider ketus.
"Pulang lah. Mungkin besok aku akan memberikanmu sebuah misi." Ucap Kisaki sembari berbalik, berjalan mendekati Hanma. Rider pun langsung berjalan keluar gedung itu tanpa berkata-kata.
"Bocah hebat." Sebuah pujian singkat dari Hanma."
"Walaupun dia mengaku sebagai anak SD, kita harus tetap hati-hati." Jelas Kisaki sambil duduk disebelah Hanma dan memainkan ponselnya.
Rider adalah seorang anak cowok yang menjadi mata-mata Kisaki untuk menghancurkan geng lain. Sudah sebulan penuh ia menjalankan semua tugasnya dengan baik. Rider pun mengaku bahwa ia adalah seorang anak SD yang rela bekerja sebagai mata-mata geng Moebius untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebab ia hidup sendiri.
Netra berwarna kuning tuscan sun sebagai ciri khas dari Rider. Ia selalu menggunakan masker hitam dan hoodie berwarna hitam, seakan-akan menunjukkan bahwa dirinya adalah orang yang misterius. Ya.. memang misterius. Buktinya Kisaki dan Hanma selalu gagal membuntuti anak ini diam-diam. Tapi, saat didepan Rider, mereka seakan tidak peduli pada identitas bocah SD satu ini.
"Mata-mata kita yang lain sempat membuntuti bocah itu. Ia tinggal di sebuah rumah kumuh sendirian. Tetapi mereka tidak bisa mendapatkan informasi lebih lanjut soal siapa dia, keluarganya, ataupun sekolahnya. Rider menutupi identitas aslinya dengan baik."
"Bukan sembarang bocah." Sahut Kisaki sambil menyeringai.
"Aku akan menyelidiki nya sendiri mulai besok." Hanma berinisiatif untuk membuntuti Rider.
...
(Keesokan siang)
Rei masuk ke rumah, melirik ke kiri dan ke kanan memastikan keadaan rumah aman. "Aika!" Teriak Rei yang masih berdiri di ambang pintu.
"Ya, kak?" Sahut orang yang dipanggil Rei.
Rei menghela nafas lega karena adiknya baik-baik saja. Ia masuk dan mengganti seragam sekolahnya. Kemudian berjalan ke dapur dan mendapati adiknya sedang memasak beberapa makanan.
"Wah, bau masakannya harum sekali!" Rei memuji masakan adiknya. Walaupun Aika masih kelas 5 SD, ia lebih jago masak dari pada kakaknya yang sudah kelas 3 SMP.
"Siapa dulu yang masak? Chef Aika!" Aika memuji dirinya sendiri.
Mereka tertawa bersama dan berbincang-bincang soal hari di sekolah. Kemudian makan bersama di ruang dapur.
Saat tengah makan, Aika membuka kembali perbincangan mereka setelah beberapa menit saling bungkam.
"Kak, semua tagihan kita belum di bayar bulan ini."
"Kamu tidak perlu kawatir soal itu, Aika. Setelah ini kakak bayar tagihan kita. Kakak juga udah dapat hasil dari kerjaan kakak selama ini."
Aika menyipitkan mata, menatap heran si anak sulung. "Kakak kerja apa?"
Mengingat bahwa ia lupa memberitahu adiknya kalau ia juga tengah bekerja, ia menepuk jidatnya. "Maaf, kakak lupa bilang ke kamu, Aika. Kakak kerja jadi penulis di website."
Aika mengangguk. "Kemarin dapat gaji berapa?" Tanya adiknya.
"Rahasia! Yang pasti cukup untuk kebutuhan hidup kita." Rei tersenyum lalu tak lama kemudian menghilangkan senyuman tersebut.
'Andai mama masih ada. Andai papa tidak kacau seperti sekarang. Pasti semuanya jauh lebih baik.' batin Rei.
Setelah makan, mereka melanjutkan aktifitas mereka masing-masing. Hari ini mereka lebih tenang karena ayah mereka tidak pulang ke rumah.
..
(Perkenalan lagi nih...)
Kisaki Tetta
Shuji Hanma
Rider (saat tidak menggunakan masker)
KAMU SEDANG MEMBACA
IMPOSTOR (END) - Another Story From Tokyo Manji
FanfictionSeorang gadis jenius bernama Miya Rei yang di cintai seorang pemimpin geng motor bernama Mikey alias Sano Manjiro. Namun geng tersebut menjadi sasaran permainan seorang manipulator. Begitu banyak kejanggalan yang bermain dibawah pijakan tanah kebaha...