45. 🄸🄳🄴🄽🅃🄸🅃🄰🅂 🅁🄸🄳🄴🅁 🅃🄴🅁🅄🄽🄶🄺🄰🄿

32 3 0
                                    

"Halo... Sudah lama kita tak berjumpa ya, Rider." Kisaki membentang kedua tangannya lalu memeluk bocah didepannya.

Rider hanya diam di tempat, tak membalas pelukan orang itu sampai Kisaki melepaskannya.

"Apa kabarmu? Dan bagaimana sekolahmu?" Tanya Kisaki sambil merangkul bocah itu menuju sebuah meja yang tersedia sebotol bir disana.
"Baik."

"Kapan kau ujian?" Kisaki duduk disalah satu bangku, dan mempersilahkan Rider duduk dibangku yang lain.

'Lebih dari 10 orang? Sial.' Rider mengepal kedua tangannya dibalik saku celana.

"Beberapa bulan lagi."
"Huh... Waktu berjalan begitu cepat saja ya? Aku rindu bertemu denganmu. Sekalian aku ingin mengajakmu minum bersamaku," Kisaki membuka botol bir.

"Aku tidak minum." Rider menolak.
"Oh, ayolah. Kau juga kan anak berandalan?"
"Maaf. Aku tidak bisa."
"Sedikit saja. Temani aku minum," AKisaki sudah menuangkan bir itu di dalam dua buah gelas. Setelah terisi penuh, ia memberikan salah satu gelas untuk Rider minum.

Kisaki memandang ke arah luar gudang. "Rider. Kau ingat dimasa-masa dulu, saat kita bertiga Hanma berkumpul. Tapi sekarang, kita bertiga menjauh. Hanma sudah bukan rekanku lagi setelah..." Rider  mengangkat sebelah alisnya mendengarkan perkataan Kisaki.

"Ia lebih memilih membuat aliansi baru."

Kisaki kembali memandang Rider yang duduk dihadapannya. "Tapi sekarang, kita berdua bertemu. Akhirnya bisa berbincang denganmu." Kisaki melebarkan senyuman sambil mengangkat gelas bir ditangannya.

"Ayo, kita rayakan pertemuan kita berdua malam ini." Ajak Kisaki yang membuat Rider tidak bisa menolak. Akhirnya mereka bersulang.

"Tunggu!" Rider yang menghentikan pergerakan Kisaki.

Rider mengambil gelas yang ada ditangan Kisaki, menukarnya dengan gelas miliknya.

Kisaki cekikikan, "Apa-apaan kau ini? Terlalu mencurigaiku?"

Rider mengabaikan Kisaki dan kembali bersulang. Ia hendak minum, tapi pergerakannya terhenti setelah ia ingat bahwa dirinya sedang mengenakan masker.

"Apa kau tidak mau melepaskan masker mu itu?"
"Tidak."

"Bagaimana kau akan minum?" Kisaki menyeringai, tertawa kecil melihat bocah dihadapannya yang tak kunjung ingin membuka maskernya sejak dahulu.

Rei membuka sedikit bagian maskernya, ia sedikit menengadah ke atas, lalu membiarkan bir itu masuk ke mulutnya. Ia tidak memberikan cela sedikitpun untuk Kisaki mengintip wajahnya. Setelah itu, Rider menaruh gelas yang volume airnya mulai berkurang diatas meja.

"Haha... Lucu juga kau." Kisaki tertawa.

"Rider..." Kisaki menaruh gelas yang ada ditangannya.

"Dunia ini keras, ya? Banyak orang baik, dan banyak orang jahat. Banyak orang jujur, dan... Banyak yang suka berbohong." Kisaki memberi penekanan di akhir kalimat. Rider masih diam memperhatikan.

"Dalam beberapa detik lagi... Dunia akan menggelap."
"Apa maksudmu?"

"Rider..." Kisaki tertawa sinis. "Kau akan pingsan setelah ini."

Rider melotot tak percaya. Sedangkan Kisaki sangat puas melihat sebuah ekspresi yang nyaris mustahil seorang bocah bernama Rider perlihatkan.

"Sudah aku duga, pasti kau ingin mengambil gelasku sebagai minumanmu. Aku sudah menaruh obat bius kedalam gelasku. Sayangnya... Kau sudah meminumnya," Kisaki tersenyum lebar.

Rider masih diam dengan ekspresi yang sama. Tak berselang lama, ia menyeringai.

Rider mengangkat tangan kanan nya untuk membuka bagian bawah maskernya.

IMPOSTOR (END) - Another Story From Tokyo ManjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang