5. Cℓσѕєя

144 20 0
                                    

(pulang sekolah)

"Oh begitu ceritanya." Senju memahami penjelasan bagaimana Mikey dan Rei tiba-tiba dekat.

Mereka berempat, Rei, Senju, Hinata dan Takemichi mendengarkan cerita Rei.

Ia tidak bisa menutupi itu semua karena sedari tadi Hinata dan Senju terus memaksanya untuk memberi penjelasan.

"Aku tak menyangka bang Mikey akan seperti itu. Hahaha.." Takemichi tertawa.

"Aku juga." Ucap Hinata.

"Huff.. teman-teman. Tolong aku ya kalau aku dalam masalah. Tadi aku malu sekali lho!" Rei menutup wajahnya.

"Baik. Aku akan menolongmu!" Senju melompat antusias di depan wajah Rei.

"Eh, tapi jangan bar-bar ya, Sen." Rei tahu jika Senju yang menolong Rei maka kejadian dikantin tadi pagi akan terulang lagi. Senju memang tidak bisa santai.

"Tenang saja Rei! Hahaha..." Senju tertawa.

BRUMM.. BRUMMM...

Seseorang yang membawa motor berhenti didepan mereka berempat.

"Bang Mikey?" - Takemichi.

"Halo semuanya!" Sapa Mikey sambil tersenyum dan melambaikan tangan.

"Miya, ayo naik!" Ucap Mikey yang siap membonceng Rei.

"A-apa?" Rei mengedipkan matanya dengan cepat.

"Naik. Aku akan mengantarmu pulang."
"Tak apa, Mikey. Aku bisa pulang sendiri."
"Ayo, Naik!" Kini Mikey malah memaksanya. Rei melirik ketiga temannya. Ia bingung harus apa.

"Tidak apa-apa, duluan saja Rei." Bukannya membantu seperti janjinya, kini Senju malah membiarkan Mikey mengantar Rei.

Rei melirik Senju dengan tatapan malas.
"Hehe.. maaf." Bisik Senju.

Rei duduk di belakang Mikey. Dan Mikey menoleh kearah Senju. "Kapan-kapan by one lagi ya, Sen!"

"Hm!" Wajah Senju lebih datar dari biasanya. Ia tidak tertarik dengan ajakan presiden Touman.

"Bye-bye semua!" Mikey melambaikan tangan lagi.

"Bye!" Balas Takemichi dan Hinata serentak.

Diperjalanan.
Sejenak mereka tidak saling bicara. Namun, akhirnya Mikey yang angkat bicara.

"Kau suka nasi goreng ya?" Tanya Mikey.
"Kok tahu?"
"Tadi dikantin, kau makan lahap sekali."
"Oh, begitu ya." Rei tidak sadar jika ia begitu lahap makan nasi goreng di kantin. Ia hanya memikirkan harga dirinya saat itu.

"Ayo, makan nasi goreng lagi. Aku akan mentraktirmu." Ajak Mikey.

"Ka-kau serius?"
"Tentu saja, Miya."

Untuk sejenak Rei merasa tersentuh lagi. Semua kenangan indah dimasa kecil kembali terulang bagaikan video ketika nama kecilnya disebut seseorang.

"Miya.." Ucap Rei pelan. Tapi Mikey masih bisa mendengarkannya.

"Kenapa?"
"Panggilan itu. Aku merindukannya." Gumam Rei.
"Siapa yang memanggilmu seperti itu?" Mikey semakin tertarik.

"Hanya ibu dan ayah." Jawab Rei dengan suara yang tak meninggi sedikitpun.

Mikey tertegun. Apa maksud gadis ini?

"Eh! Maksudku-itu.. Jarang orang memanggilku seperti itu. Ya.. Kau tahu. Agak aneh rasanya kalau dipanggil dengan nama yang jarang dipakai. Ya.. Begitu saja." Rei menampar mulutnya sendiri karena tidak sengaja menyurahkan isi hatinya pada cowok yang baru ia kenal.

IMPOSTOR (END) - Another Story From Tokyo ManjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang