21. ѕυмραн

44 9 0
                                    

"Izana?" Draken minim ekspresi, begitu juga dengan Mikey.

"Kenapa kau kemari, dasar bodoh?" Tanya Pachin yang tidak bisa santai atas kedatangan pemimpin Geng Tenjiku itu.

Geng Tenjiku adalah geng yang kejam. Mereka suka sekali melakukan berbagai kejahatan untuk mencapai sesuatu yang mereka inginkan. Makanya, kedatangan Izana disini sangat tidak disukai oleh para petinggi Touman, bahkan sang presiden sekalipun.

"Sekolah ku diundang untuk datang kemari, bukan kah aku harus turut datang?" Izana menyeringai. Lalu ia menoleh pada Rei yang juga tengah memperhatikan dirinya lekat-lekat. 

"Hei.. Kau yang tampil dipanggung tadi, kan?" Tanya Izana sambil mendekati gadis itu. Rei hanya mengangguk saat matanya menatap iris ungu milik Izana.

Tanpa disangka-sangka, Izana meraih tangan Rei dan menciumi punggung tangan itu. Semua melotot panik menyaksikan itu, apa lagi ada Mikey disana.

Melihat gadisnya di ciumi orang lain, apa lagi orang itu Izana, Mikey menendang pergelangan tangan Izana secepat kilat. Namun, tendangan itu mampu ditahan oleh Izana dengan sangat mudah. 

Ia menyeringai, berbalik menghadap presiden Touman sehingga terlihat kedua anting hanafuda miliknya melayang sekilas di udara. "Oh. Jadi ini gadismu, adikku Mikey?"

"A-adik?!" Gumam Rei.

"Berani-beraninya kau menyentuh dia." Mikey persis seperti seekor induk singa yang tahu anak-anaknya sedang terancam.

Cowok berambut putih belah tengah serta kulit sawo matang itu hanya terkekeh. "Mungkin saat ini kalian akan bersama, dan itu tidak akan berlangsung lama. Aku bersumpah akan hal itu." Ucap Izana yang lalu melangkah pergi.

"Ia bercanda kan?" Rei menaikkan sebelah alisnya.

"Rei." Emma mendekati gadis itu. "Ia adalah abang kandungku. Dia tidak pernah bermain-main dengan ucapannya. Kurasa mulai sekarang kau tidak lagi aman." Bisik Emma yang tahu sikap saudara kandungnya. Izana tipikal orang yang tidak pernah mengucapkan omong kosong.

Walaupun Emma dan Izana memiliki hubungan darah, itu tidak menjamin bahwa mereka dekat seperti dua saudara pada umumnya. Bisa dibilang, mereka berdua tidak begitu akrab.

Mikey menoleh pada Rei dengan sebuah senyuman. "Tenang saja, Miya. Dia tidak akan mengganggu mu kok. Aku janji." Mikey menenangkan Rei, walaupun gadis itu tahu Mikey sebenarnya merasa terganggu. Rei sedikit lega mengetahui Mikey akan menjadi pelindungnya. 

Disatu sisi, ia merasa di repotkan karena di sukai oleh dua berandalan terkuat di Tokyo (walaupun Mikey belum berstatus menjadi pacarnya). Disisi lain, ia bingung dengan hubungan darah yang dimiliki keluarga Sano. 

'Tampaknya aku harus menanggapi keluarga Sano lebih serius lagi.' Rei menggosok belakang lehernya.

"Nah.. Kalau Mikey sudah berjanji padamu seperti ini, kau akan aman. Tapi bukan berarti masalah tidak akan datang padamu." Emma memperingatkannya.

"Tenang saja, Mikey. Aku akan membantumu menjaga adikku ini." Baji merangkul adik angkatnya.

"Hehe.. Makasih, bang Baji." Rei merasa tidak enakan.

"Baji, jauhkan tangan mu itu!" Mikey kembali menunjukkan wajah datar.

"Semuanya. Ayo kita nongkrong di kantin saja. Aku yang jamin!" Kazutora berusaha menjernihkan suasana.

"Ayo!!" Pachin dan Pehyan antusias.

Dikantin, Rei duduk bersama ketiga sahabatnya. Mikey terpaksa tidak duduk disebelah gadisnya untuk sementara waktu, karena tampaknya mereka sedang membahas tentang geng Tenjiku dimeja sebelah sana. 

"Pasti mereka membahas soal Tenjiku." Bisik Senju pada teman-temannya.
"Seperti nya iya. Dan kurasa mereka akan memperketat keamanan." - Emma.
"Keamanan?" - Hinata.
"Ya! Keamanan untuk Rei." Mendengar penjelasan Emma, membuat Rei tersedak.

"Emangnya Rei benar-benar didalam bahaya?" Tanya Hinata lagi.

"Kau tahu Rei milik siapa, dan siapa yang mengincarnya? Maka Mikey membuat siasat untuk memperketat keamanan Rei, supaya gadis yang Mikey sayangi akan selalu aman, damai dan sejahtera," Mendengar penjelasan Emma membuat wajah Rei merah merona.

"Ada yang salting, nih.." Senju menyadari perubahan pada Rei.
"Kalian ini!" Rei memukul pelan pundak Senju. 

"Hina, bisa kah kau geser?" Mikey tiba-tiba datang dari belakang.

"Oh, OK." Hinata yang tadinya duduk tepat disebelah Rei harus bergeser karena cowok itu ingin duduk disebelah gadisnya. Padahal Mikey bisa duduk disebelah lain Rei yang bangkunya kosong melompong. 

Setelah selesai melakukan rapat dadakan, merekapun memilih makan dimeja para cewek.

Draken pindah duduk ke sebelah Emma, Takemichi duduk di antara Mikey dan Hinata, Baji duduk di sebelah Senju. Para petinggi yang lain duduk berjejer dimeja makan yang panjang itu.

"Lho. Kenapa kalian pindah kesini? Udah selesai rapatnya?" Tanya Senju.

"Coba lihat dimeja itu," Kazutora menunjuk ke suatu hal yang tidak asing tepat dimeja makan mereka tadi.

Ternyata ada kotoran burung encer berwarna putih yang jatuh disana, itu membuat mereka semua tidak selera makan. Untung saja tidak ada korban jiwa dari jatuhnya meteor eek burung.

"Iyakkhh!!!"



_______

Kurokawa Izana

Kurokawa Izana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
IMPOSTOR (END) - Another Story From Tokyo ManjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang