68. ѕαмραι dιяυмαн

40 4 0
                                    

"REI AKAN KEMBALI!!!" Teriak Hinata sambil memeluk suaminya Takemichi. Ia yang sedang membuat kue didapur membuat suaminya pasrah karena beberapa tepung menempel ditubuh pria itu, padahal Takemichi baru saja selesai mandi. Kini rambut Takemichi sudah kembali ke asal, alias berwarna hitam.

"Kabar bagus! Kita harus hubungi yang lain dan membuat pesta penyambutan." Saran Takemichi yang lalu membuka HP untuk berkomunikasi dengan yang lain.

"Ibu... Siapa yang datang?" Tanya seorang gadis kecil berumur 4 tahun dari meja makan. Ia adalah Chiya, anak pertama dari pasangan Hinata dan Takemichi.

"Sahabat mama, ia adalah kakak dari bibi Aika." Jelas Hinata kepada puterinya sembari mencuci tangan.

"Aika!!!" Hinata berlari keluar dapur memanggil Aika yang tentu saja adalah adik dari Rei. Gadis ini adalah pacar Naoto sekarang, ia sering mengunjungi kediaman Takemichi dan Hinata sembari berjumpa dengan dua calon keponakannya.

Aika sedang menggendong anak Hinata yang masih balita ke dalam pelukannya, ia bernama Hanasita. "Psst... Dia baru tidur. "

Hinata yang terlalu exited pun akhirnya menahan rasa semangat yang begitu bergejolak, tetapi itu tidak menghentikan niatnya untuk memberi sebuah informasi baru yang harus Aika ketahui.

Aika membaca pesan Rei lewat HP Hinata. Matanya membulat sempurna, begitu juga mulutnya. Ia tidak menyangka kakaknya sudah di perjalanan pulang.

"Kemari." Hinata membiarkan dirinya yang menggendong Puteri kedua nya, dan menyuruh Aika mengabari sang ayah bahwa Rei akan kembali ke Tokyo.

Aika mengangguk. Ia izin pulang kepada Hinata, dan meminta Naoto mengantar dirinya pulang kerumah.

"Naoto, antar aku ke rumah."
"Tumben buru-buru. Ada apa?" Tanya Naoto, si polisi muda yang sedang membaca artikel di laptopnya.

"Kakak ku sedang dalam perjalanan pulang. Aku harus beri tahu ayah." Jelas Aika exited.

"Wah! Kak Rei sudah pulang. Tunggu sebentar, ya. Aku kemasi barang-barang ku dulu." Ucap Naoto yang juga ikut senang mendengar kabar ini.


Dibalik itu semua, Mikey menyetir mobil menuju rumah kekasihnya dengan air mata yang membasahi pipi. Setelah sekian lama memendam kerinduan yang amat mendalam, akhirnya ia bisa melepaskan rasa yang Dilan bilang hal yang "berat".

...

Keluar dari bandara, Rei berdiri sambil menatap langit Tokyo yang sangat ia rindukan. Ia menarik nafas, akhirnya ia menghirup kembali udara kota tempat kelahirannya.

Ia tidak meminta teman-teman atau keluarganya untuk menjemput ke bandara. Ia pulang menggunakan taxi menuju rumah. Dijalan, ia melepas kerinduan akan sudut-sudut kota yang mulai tidak sama lagi. Gedung-gedung pencakar langit yang dulunya sangat ia hapal, kini banyak yang berubah akibat mengikuti perkembangan jaman yang semakin modern dan canggih. Dibalik semua itu, ada sejarah yang kembali berputar di otak Rei saat melihat tempat-tempat yang pernah ia kunjungi.

Akhirnya ia sampai di tempat tujuan. Ia turun dari taxi dan kembali terdiam didepan rumahnya yang tidak berbeda. Hanya cat rumahnya saja yan berbeda karena di cat berwarna beige

Ia menghembuskan nafas dan berjalan perlahan menuju pintu. Setelah membuka pintu yang engselnya berbunyi akibat berkarat, ia menghirup aroma khas rumahnya, namun...

'Banyak wewangian?' Rei menghirup banyak aroma parfum yang bercampur aduk diruangan itu. Ya, ia menyadari kehadiran banyak orang diruangan itu. Tentu saja kepekaan Rei menjadi semakin tajam.

Ia berjalan perlahan menuju ruang tengah yang gelap gulita serta sudah direnovasi menjadi sedikit lebih besar. Lampu dihidupkan dan...

"KEJUTAN!!!!!!!! SELAMAT DATANG REI!!!! ♡ 

Ucap semua orang diruangan itu. Teman-teman, sahabat, keluarganya berkumpul di satu ruang. Ada yang memainkan popper confetti serta ada yang merekam menggunakan handphone.

Rei menutup mulut dengan kedua tangannya saat wajahnya memerah akibat terlalu senang. Lalu mereka semua saling berpelukan seerat-eratnya. 

"REEIIIIII!!!!!!!! AKU MERINDUKAN MU!!!!!" Teriak Senju dan Hinata bersamaan sambil menangis. 

"HEI! AKU LEBIH RINDU PADA MU, REI KU SAYANG!!!" Teriak Emma tidak mau kalah.

Rei masih tidak bisa berkata-kata dari tadi, ia menangis tanpa suara saat memeluk satu demi satu semua orang yang ia sayang. Sampai lah akhirnya, Rei melihat seseorang yang Naoto gendong di antara lengannya. 

"Hah?" Rei terkesiap. 

"BAYIII!!!!!" Rei berlari mendekati bayi yang di gendong Naoto, tidak lain tidak bukan adalah anak dari sahabatnya sendiri, Hinata. Ia meminta agar bayi itu diberikan kepadanya, agar ia bisa menggendong anak hinata yang super imut ini.

"Halo... Kamu Hanasita, kan? Cantik sekali!" Ucap Rei pelan saat bayi itu baru mendarat dipelukannya.

"Akhirnya kami mendengarkan suaramu setelah bertahun-tahun." Mitsuya menggeleng kepala. "Ya. Dan ucapan pertamanya adalah "bayi." Ejek Hakkai.

"Hahaa... Maaf!" Rei tertawa. Ia kembali fokus pada bayi yang ia gendong.

"Sepertinya Rei tidak sabar ingin punya anak. Mikey... Hantam!" Saran Smiley kepada orang yang sedang berjalan mendekati Rei. Tentu saja Rei sengaja mengabaikannya.

"Hei... Kau mengabaikanku?" Ucap Mikey yang merasa sedih karena belum merasakan pelukan dari kekasihnya. Ia sengaja membiarkan yang lain memeluknya terlebih dahulu dan menjadi yang terakhir supaya lebih di ingat Rei.

"Kau siapa? Aku tidak kenal." Rei menjulurkan lidah.

"HAHA!! KAU SUDAH DILUPAKAN!" Baji mengejek keras pundak Mikey. 

Rei memberikan kembali bayi itu kepada Naoto, dan menghadap kekasihnya. Ia membuka tangannya lebar-lebar lalu memeluk erat Mikey. Tentu saja Mikey memeluk juga tulang rusuk yang ia nantikan seumur hidup.

Cekrekkk... Cekrekkk.... 
Yang lain sibuk mengabadikan momen berharga Sano Manjiro dan Miya Rei.

"Aku sangat rindu padamu, Manjiro." Bisik Rei.
"Aku lebih rindu padamu, Miya ku sayang."




IMPOSTOR (END) - Another Story From Tokyo ManjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang