47. кαυ вσℓєн вєяѕαη∂αя ρα∂αкυ

30 3 0
                                    

Para kapten divisi Touman akhirnya sampai didepan rumah Rei. Pergerakan mereka sempat terhambat akibat ramainya orang disana. Mereka syok melihat kobaran api sudah memenuhi rumah gadis itu.

"Gila! Panas sekali!" Smiley menghapus peluh dipipinya yang semakin hangat. 

"Apakah ada orang didalam sana?!" Mitsuya bertanya dengan orang yang disebelahnya.
"Tadi tinggal satu anak lagi yang masih ada didalam, saat pihak damkar mengecek lagi, anak itu sudah tidak ada. Seharusnya sih tidak ada korban!" Jelas orang itu.

"Apakah Rei membawa kabur Aika?" Mitsuya khawatir. kemudian ia menghampiri para kapten yang lain.

"Tidak ada orang lagi didalam rumah itu!"
"Apakah memang sudah pasti?" Tanya Hakkai. Mitsuya mengangguk.

"Mungkin Rei dan adiknya masih disekitar sini." Angry berasumsi.
"Ku rasa tidak, bang Souta. Aku telah memantau Rider selama ini. Karena ia masih dalam pengejaran kita, pasti ia kabur sejauh mungkin untuk menghindari kita." Jelas Chifuyu yang cukup tahu bagaimana Rider alias Rei.

"Jadi, haruskah kita mengerahkan anggota Touman untuk mengejar Rei?" - Pehyan.

"Alangkah baiknya kita bicarakan dengan ketua." Saran Kazutora sebelum akhirnya semua setuju untuk kembali ke markas.

...

Disisi lain, Hanma sedang diam berdiri di belakang kerumunan orang sembari menyeruput rokok. Ia sedang menonton kobaran api yang melahap sebuah rumah Rei. 

"Hihi..." Ia merasa sangat puas pada apa yang ia saksikan saat ini. Ia telah berhasil membakar rumah pacar dari Mikey. Tujuannya membakar rumah itu supaya menambah keributan dan semakin memperkeruh perang Touman versus Valhalla.

"Sungguh... Sangat menyenangkan." 


Dreeetttt...

Handphone Hanma berdering. Ia mengangkat telefon itu setelah membaca nama dari si penelfon.

"Halo?" 

"Benarkah?" Hanma terbelalak.

"Cih... " Ia kembali tertawa setelah menerima fakta menarik dari orang yang menelfonnya.

Setelah telefon dimatikan, ia membuang puntung rokok itu ke tanah. Lalu pergi.

...

Mikey bersama seluruh petinggi Touman sedang berkumpul di markas rahasia khusus.

Mikey masih duduk diam disalah satu kursi. Teman-temannya tahu bahwa ia sangat frustasi saat ini, ditambah lagi ia baru mendengar bahwa rumah Rei baru saja terbakar habis.

Semua sama-sama merasakan emosi yang sama. Disatu sisi, mereka kecewa pada Rei yang ternyata adalah mata-mata berbahaya pihak musuh. Disisi lain, mereka kasihan padanya karena baru saja mendapat musibah. Begitu banyak yang diperbincangkan, sampai beberapa dari mereka memilih pulang sebab hari sudah subuh.

Mikey dan Draken memutuskan untuk tetap berada dimarkas.

"Mikey?" Sang empunya nama tak berkiprah.
"Aku memang tidak tahu bagaimana rasanya diposisimu saat ini. Tapi, ini semua sangat menyakitkan. Benar bukan?" 

Mikey masih memandang kosong ke arah depan. Keadaan hening untuk sesaat. 

"Hanya kita berdua yang ada disini. Kau boleh bersandar padaku, Mikey." Ucapan Draken membuat Mikey menoleh ke arahnya.

Awalnya Mikey ragu. Namun, akhirnya ia mendekati sahabatnya itu dan memeluknya.

"Ini begitu konyol, tapi..."
"Menangis saja. Tidak apa-apa."

Diam.

Samar-samar terdengar sebuah isakan. Mendengar pilu itu, Draken yang hatinya tertusukpun akhirnya meneteskan air mata.

"Rasanya sangat sakit sekali, Kenchin..." Suaranya begitu parau.

Draken tak mengatakan apa-apa, namun tangannya menepuk-nepuk pelan surai rambut sahabat yang sudah ia anggap seperti adiknya itu. Ia membiarkan Mikey menangis sampai laki-laki itu bisa lebih tenang.

"Aku rasa, faktor keluarganya juga yang mempengaruhi Rei melakukan itu sejak dulu," 

"Uang. Ku rasa itu yang ia inginkan dari pihak musuh." Lanjut Draken.

"Kau benar, Kenchin. Ku pikir selama ini ia mendapatkan uang dari hasil bekerja menjadi penulis artikel di internet. Dan..." Mikey sadar akan sesuatu.

"Menurutmu...?" Mikey menatap Draken.  "... Rei?" 

Draken mengerutkan alisnya sembari berpikir. Mikey juga sama. Mereka berdua sama-sama memecahkan teka-teki itu dimarkas rahasia.

"Kita perlu informasi dari seseorang... Yang dapat dipercayai," Saran Draken. Mikey mengangguk 

...

IMPOSTOR (END) - Another Story From Tokyo ManjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang