35. 𝙆𝘼𝙈𝙄 𝙄𝙍𝙄!!!

35 5 0
                                    

"Astaga Baji! Kenapa kau membawa ransel kosong di pundakmu?" Angry mengangkat tas ransel hitam polos yang tampak sangat ringan.

Sesuai kesepakatan, mereka semua berkumpul di lapangan tenis dekat sekolah sebelum berangkat menggunakan bis.

"Semua yang aku perlukan ada di sini." Baji mengangkat sebuah tas besar lain ditangan kirinya. "Tas ransel untuk aku menyimpan handphone dan lain-lain."

"Kau masih mending Baji, aku tidak membawa apa-apa!" Ucap Pachin dengan bangga.

"Hah? Yang benar kau tidak membawa barang-barang?" Tanya Mutho.

"Bohong! Dia menaruh semua barang-barangnya di tas ku!" Ucap Pehyan sambil membawa tas ransel yang tampak agak berat ditangannya.

"Kau ini, malah memberatkan Pehyan." Draken menggeleng.

"Pachin memang memiliki otak sekecil udang!" Ucap Pehyan seperti biasanya. Pachin tidak baper mendengar olokan sahabatnya karena ia tahu itu benar.

"Maaf membuat kalian menunggu, hehe..." Takemichi datang bersama ke empat temannya. Mereka adalah personil terakhir yang belum datang.

"Santai saja. Bis nya juga belum datang." - Mikey.

"Dimana Hinata?" Gumam Takemichi yang didengar oleh Mitsuya.

"Para gadis ada disana." Mitsuya menunjuk kearah dimana para gadis sedang berkumpul. Mereka sedang bergosip.

Naoto yang baru bergabung dengan lingkungan itu pun hanya bisa memilih untuk membuntuti kakaknya, mendengarkan obrolan yang tak ada isinya. "Hadeh..."

Takemichi menghampiri para gadis. "Ternyata kalian sudah duluan datang."

"Kau nya saja yang lama." Hinata cemberut.

"Aku tidak percaya hari ini akan terjadi! Kita jalan-jalan dengan para petinggi Touman!" Ucap Yamagishi yang exited tetapi sedikit pelan agar tidak terlalu di dengar oleh orang-orang yang bersangkutan.

"Jangan lebay begitu. Mereka hanya manusia biasa kok." - Emma.

"Setuju!" Yuzuha mengangguk setuju. Mereka berdua yang merupakan saudari dari Petinggi Touman merasa biasa saja dengan orang-orang seperti mereka. Ya, walaupun terkadang mereka bangga dengan kemenangan yang sering Touman dapatkan.

"Tapi, aku setuju dengan Yamagishi. Rasanya suatu kehormatan bisa bertamasya dengan mereka." Rei merona.

"Kau benar, Rei." Takemichi menoleh pada petinggi Touman. "Entah lah... Apakah ini karna kita terlalu menganggumi mereka?"

Rei terdiam, 'Itu karena kita menyayangi mereka, Takemichi.'

Tak lama kemudian, bis yang mereka tunggu datang. Semua orang yang tadinya menyebar, kini merapat untuk bersiap melakukan perjalanan.

"Halo semua! Maaf ya membuat kalian menunggu!" Ucap Kazutora yang sudah berada didalam bis. Kazutora menyewa bis sekaligus supirnya untuk membawa mereka jalan-jalan.

"Akhirnya datang juga." Baji merasa lega.

"SEMUANYA! SEBELUM BERANGKAT KITA LAKUKAN PRESENSI DULU!" Teriak Draken.

"Kok mirip agenda tour sekolah sih? Harus ada presensi segala?" Tanya Pachin.

"Nanti kalau salah satu personil ketinggalan, siapa yang tanggung?" Jelas Mitsuya.

"Baik, kita akan mulai dari ketua kita, Mikey?"

"Hadir." Jawab Mikey sambil mengangkat tangan.

Draken mengabsen dari ketua sampai para kerabat para kapten.

IMPOSTOR (END) - Another Story From Tokyo ManjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang