18. ¢ιтα-¢ιтα

50 9 0
                                    

"Apa lukamu sudah pulih, bang Draken?" Tanya Rei pada wakil presiden Touman. Mereka berdua melewati lorong yang cukup ramai karena sedang jam istirahat.

"Sudah. Aku kan kuat." Draken tersenyum lebar.
"Kau memang sudah pantas melindungi Emma. Haha.." - Rei.

Draken tersipu malu. Namun ia harus menahan itu dengan sikap tenang. "Enak saja."

"Haha... Tak perlu menyangkal bang Draken. Aku tahu bahwa Emma sangat tulus mencintaimu, dan aku juga melihat kau benar-benar tulus mencintainya. Walaupun kau menutupi semua itu." Rei tersenyum. Draken hanya tersenyum melirik Rei lalu kembali menoleh kearah depan.

"Aku hanya mencintainya dengan caraku." Jelas Draken.

Rei paham betul akan cara Draken mencintai Emma. Tidak lebay seperti anak-anak jaman sekarang. Secara tidak langsung, Draken menunjukkan kepeduliannya kepada Emma.

"Walau kau tampak cuek, aku tahu kau diam-diam peduli padanya. ..."  Draken diam mendengarkan.

"... Dan kau juga dewasa. Aku suka itu." Lanjut Rei.

"Apa yang kau suka dari Kenchin?" Mikey tiba-tiba muncul entah dari mana.

"Eh- Manjiro?!" Rei sedikit kaget.

Mikey mendekatkan wajahnya ke wajah Rei. Laki-laki itu kembali menunjukkan tatapan mengintimidasi. Itu membuat Rei harus meneguk saliva.

"Kau selingkuh." Mikey menyuguh sepihak perlakuan Rei. Ia tidak mendengarkan seluruh percakapan Rei dan Draken dari awal makanya ia asal tuduh.

"Eh.. Mana ada!" Rei membela diri. Mikey menyipitkan kedua matanya. Lalu ia pergi meninggalkan Rei dan Draken.

"Manjiro!" Rei berlari mengejar Mikey untuk memberi penjelasan.

"Huff.. Dasar bocah itu!" Draken mengeluh menghadapi sikap bocah Mikey. Ia juga ikut mengejar Mikey yang pergi.

Langkah Rei dan Draken sedikit terhalang akibat ramainya orang disana. Rei melihat Mikey masuk ke salah satu kelas, dan gadis itu pun menyusul.

"Manji— permisi... Permisi..." Rei selalu dihalangi orang. Bahkan ia sendiri berpikir, bagaimana bisa Mikey se-elastis itu untuk menyelip kerumunan orang disini.

"Manji-" Rei hendak teriak saat diambang pintu. Namun teriakannya terhenti setelah melihat hal yang tak pernah ia duga.

"Huf.. Mikey!!" Draken juga melihat apa yang Rei lihat. Mereka berdua menyaksikan Mikey dan Emma sedang makan Pocky bersama.

Rei terdiam. Kemudian ia mundur dua langkah. Menyadari teman ceweknya itu sedang tidak baik-baik saja, Draken segera memanggil Rei.

"Eh, Rei. Mereka itu..." Ucapan Draken terpotong setelah melihat Rei sudah berlari menjauhi tempat itu. Rei cemburu.

Draken pun tidak tinggal diam. Ia langsung menegur sahabatnya itu. "Mikey! Kau telah membuat Rei sedih!"

"Hah? Dia sudah membuatku cemburu duluan!" Mikey merasa tidak membuat kesalahan.

"Dia tidak membuatmu cemburu. Tadi kami berdua membicarakan..." Draken menghentikan ucapannya karena sadar bahwa ada Emma disitu.

"... Dia hanya memuji diriku yang bersikap dewasaku. Itu saja!" Jelas Draken yang membuat Mikey hanya menaikkan kedua alisnya.

"Sekarang jelaskanlah semuanya kepada gadis itu." Perintah Draken menyuruh sahabatnya membujuk Rei yang sudah pergi entah kemana.

"Tadi ada Rei?" Emma merasa menyesal. "Aku akan jelaskan semuanya." Mikey menahan langkah Emma.

IMPOSTOR (END) - Another Story From Tokyo ManjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang