9. Apartemen Andreas

281 53 2
                                    

Bismillahirahmanirahiim
.
.


Meski di luar cuaca sedang mendung namun tak menyurutkan langkah kaki seorang gadis cantik berjilbab hitam yang sedang menunggu mobil yang mengantarkannya ke salah satu gedung pencakar langit. Sudah sebulan ini Laila di minta Andreas untuk merapikan apartemen nya. Ya, Andreas kini pindah ke apartemen nya. Alasannya karena jarak dari apartemen dengan bandara lebih dekat di banding dengan rumahnya. Awalnya Mentari tidak memperbolehkan Andreas pindah tapi dengan bujuk rayu Laila ia mau juga melepas Andreas tinggal di apartemen miliknya.

Seminggu dua kali Laila membersihkan apartemen Andreas. Dia akan berangkat bersama pak Jono setelah sebelumnya mengantar Mentari sekolah. Sebenarnya Andreas berani meninggalkan rumah karena kondisi kesehatan sang Papa sudah membaik. Papa nya sudah bisa berjalan walau masih menggunakan tongkat, bicara pun sudah jelas, tangannya pun sudah bisa bergerak dengan  normal.

"nanti kalau sudah mau pulang mba Laila telepon saja ya." ucap Pak Jono sebelum meninggalkan lobi apartemen

Laila melangkah dengan semangat. Ia memasuki kotak besi untuk mgantarkannya ke lantai tujuh dimana kamar apartemen milik Andreas berada. Didalam lift ia tak sendiri, ada sepasang kekasih berada bersamanya. Laila risih dengan tingkah laku pemuda pemudi di hadapannya ini. Pasalnya mereka dengan tak tahu malu bercumbu di depannya.

Astaghfirullahaladzim

Laila memejamkan mata sambil terus beristighfar. Apa kelakuan pemuda di kota besar seperti ini? Ah, tidak. Tidak hanya di kota, di desa nya pun sama tapi mereka memilih melakukan secara sembunyi-sembunyi. Padahal Allah Maha Tahu, walaupun kita melakukan maksiat secara sembunyi dan di tempat paling aman dari jangkauan orang lain pun Allah tau. Bahkan Allah pun tahu apa yang ada di pikiran kita.

Tapi memang paling susah ialah melawan hawa nafsu.

Sekalipun kita bertakwa, godaan setan terus berhembus bak angin yang menerpa ilalang. Jika tak kuat maka iman akan rontok seperti daun kering yang berguguran.

Akhirnya lift pun berhenti. Laila langsung keluar dari lift itu menuju kamar Andreas yang letaknya tak jauh dari lift itu berada. Laila membuka password nya setelah itu pintu berhasil di buka. Menurut penuturan Andreas hanya ia dan Laila lah yang tahu password apartemen itu.

Saat langkah kaki Laila mulai memasuki kamar tersebut, namun pemandangan yang ia lihat di dalam apartemen lebih parah dari yang ia lihat di dalam lift. Laila menjatuhkan tas yang ia bawa.

"astaghfirullahaladzim."

Mendengar suara dari arah pintu, kedua manusia yang tengah bergumul di sofa pun melepaskan pagutannya. Laila berbalik badan sambil meneteskan air mata. Ia jadi seperti seorang istri yang tengah memergoki suaminya  tengah selingkuh.

Andreas mendorong wanita yang berada di pangkuannya ia berdiri sambil merapikan pakaiannya, hal itu pula di lakukan oleh wanita yang tadi berada di pangkuannya.

"m-maaf Tuan, saya gak tau kalau Tuan sudah pulang. Kalau begitu saya pamit pulang, besok saya kesini lagi." setelah mengucapkan itu Laila langsung menyambar gagang pintu yang tak jauh di hadapannya itu. Namun suara interupsi menggantungkan tangannya di udara.

"saya gak minta kamu untuk pergi. Jadi tetap bersihkan apartemen Saya. Setelah itu kamu baru boleh pulang!" ucap Andreas dingin. Sepertinya Andreas tidak suka kesenangan terganggu jadi ia memilih untuk melanjutkan di dalam kamarnya.

Laila hanya mengelus dada pelan melihat perilaku majikannya itu. Apakah ia tidak takut jika perilakunya itu akan menjadi bumerang untuk dirinya di masa yang akan datang? Laila segera membersihkan sisa-sisa kekacauan yang majikannya perbuat tadi di ruang tengah. Laila memungut pakaiannya dalam milik wanita tadi dengan perasaan jijik.

Sujud Cintaku (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang