17. Keraguan

227 49 3
                                    

Bismillahirahmanirahiim
.
.
Happy reading ❤

Saat kenyataan tak sesuai harapan disitu lah letak kekecewaan. Namun Allah tak akan mendatangkan sesuatu kecuali di waktu yang tepat.

"saya lihat dari tadi kamu seperti kurang fokus. Apa ada masalah?" tanya pak Shofwan, salah satu kapten senior di penerbangan yang sama dengan Andreas.

Kini mereka tengah berada di lobi hotel di Singapura. Andreas yang dulu tak sama seperti Andreas yang sekarang. Dulu Andreas tidak pernah mau terbuka, bahkan teman saja Andreas tak punya karena terlalu introvert. Ini semua berkat kehadiran Laila di hidupnya.

"kelihatan sekali ya pak."

"patah hati?" tanya Shofwan tepat sasaran.

Andreas tersenyum miris. Pikirannya melayang ada kejadian tempo hari dimana dia nekat melamar Laila di mall dan berakhir dengan penolakan.

"La, maukah kamu menajadi istriku?"

Laila terlihat membulatkan mata, terkejut. Ia sungguh tak menyangka jika majikannya ini menaruh hati padanya.

"maaf, Tuan. Sepertinya ini tidak pantas."

Apa Laila menolaknya?

"maksud kamu? Kamu menolak lamaran aku?" Andreas kembali duduk di samping Laila sambil menatap lekat wanita itu. Laila yang di tatap seperti itu menunduk dalam.

"kenapa? Apa aku gak pantas bersanding denganmu? Apa karena aku yang minus akhlak ini?"

"nggak! Bukan itu maksud saya." Laila meremas tangannya. "Anda gak akan paham posisi saya Tuan. Ini sulit buat saya."

"kasih saya alasan agar saya paham tentang penolakan ini."

"intinya saya tidak sebaik yang anda fikirkan."

Andreas tak mengerti maksud Laila bicara seperti itu. Hal ini pun yang menjadi tanda tanya besar di otaknya.

"wanita itu makhluk yang unik. Terkadang ucapannya tak sesuai dengan hatinya. Tapi kali ini sepertinya kasus kamu terlalu serius." pak Shofwan menyeruput kopi ekspresso miliknya.

"lagian kamu ngajak nikah anak orang udah kaya ngajak beli kerupuk aja, Dre." ujar Riko salah satu pramugara. 

"saya cuma takut ketikung, Rik. Banyak cowok yang deketin dia bahkan ada yang udah lamar dia tapi di tolak." tukas Andreas

"Sebanyak apapun lelaki yang mengejarnya kalau kamu jodohnya pasti kamu yang menang. Gak usah khawatir masalah jodoh. Sekarang kamu pantaskan saja dirimu. Karena kita gak akan tau jodoh atau kematian dulu kah yang akan meminang kita."

Andreas beruntung mempunyai teman yang mau mengingatkan dalam kebaikan. Teman seperti inilah yang Andreas inginkan. Terlebih untuk mendapatkan teman hidup. Andreas harus memilih wanita yang mau mengingatkan dia dalam kebaikan. Contohnya seprrti Laila.

Namun sepertinya benar kata pak Shofwan. Dia harus memantaskan diri dulu untuk jadi suaminya Laila. Tipe pria seperti dokter Rafa saja di tolak apalagi dia yang masih mulai berhijrah.

Sujud Cintaku (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang