2. Dinner

401 55 1
                                    

Bismillahirohmanirohim
.
.

Mentari menghampiri pembantu rumah tangga satu-satunya di rumah ini. Ia sudah menganggap Bi Siti sebagai pengganti ibunya karena Bi Siti bekerja dari mulai Mentari berusia dua tahun.

"bi, gimana sama penampilan aku? Cantik gak?" tanya nya sambil berputar merentangkan dress bermotif bunga yang ia kenakan.

"masya Allah, cantik banget neng. Emangnya neng Mentari mau kemana?"

"aku mau ngedate sama bang Andreas. Kasihan dia Bi, jomblo." ucapnya di akhiri dengan berbisik membuat Bi Siti terkekeh.

"pasti lagi ngomongin orang ganteng deh." ucap Andreas yang menghampiri kedua wanita berbeda generasi itu.

Mentari terpana melihat penampilan Andreas. Ia membingkai tubuh kakaknya dari atas sampai kebawah tanpa berkedip. Andreas yang melihat sang adik menatapnya seperti itu segera meraup wajah adiknya itu. Mentari mendengus sebal.

"biasa aja lihatnya. Kayak gak pernah lihat cowok cakep aja." ucap Andreas membenarkan kemeja yang ia pakai.

"Bi..Bi, kalo begini aku gak kayak jalan sama Om Om  kan?" tanya Mentari Bi Siti hanya menggeleng

"sembarangan aja kalo ngomong!"

Mentari dan Bi Siti terkekeh melihat wajah Andreas yang cemberut seperti itu.

Tanpa waktu lama kini mobil Andreas telah terpaarkir rapi di parkiran salah satu restoran miliknya. Ia hanya mengajak Mentari karena Bagas sang Papa menolak ikut dengan mereka. Mentari masuk ke dalam restoran dengan menggandeng mesra tangan Andreas.

Jika orang lain melihat mereka pasti akan berspekulasi bahwa mereka adalah sepasang kekasih. Rayhan menarik kursi untuk adiknya duduk. Mentari menyambut dengan senyuman hangat.

"makasih abangku yang ganteng." Andreas hanya memutar bola mata malas

"pesen kaya biasa?"  tanya Andreas, Mentari mengangguk

Andreas memanggil salah seorang pelayan untuk memesan makanan mereka. Selama menunggu pesanan Andreas dan Mentari menghabiskan waktu untuk mengobrol santai.

"bang, tadi di sekolahan ada yang ngajakin aku pacaran." jelas Mentari membuat Andreas membelalakan mata.

"siapa?! Siapa yang berani ngajak kamu pacaran?! Emang dia udah punya apa berani ngajak anak orang pacaran?! Masih bau kencur gak usah pacaran-pacaran segala!" ucapnya menggebu.

"wiihhh santai aja brodie." ucap Mentari

"awas aja kamu coba-coba pacaran. Uang saku kamu abang kurangin!" ancam Andreas

"santai aja kali bang. Aku juga mau ngejar cita-cita aku bang, aku mau jadi dokter biar bisa ngobati Papa. Lagian aku inget kok kata-kata abang. Pacaran itu cuma bikin capek hati. Belum tentu kita pacaran sampai nikah. Lah kalo doi nikahnya sama oranglain. Berarti selama ini kita jagain jodoh orang dong. Lagian kan pacaran juga banyak sisi negatifnya. Aku gak mau masa depan ku hancur karena pacaran, bang."

Andreas termenung dengan kata-kata Mentari. Menjaga jodoh orang. Andreas seperti termakan omongannya sendiri setelah kejadian dimana sang kekasih lebih memilih lelaki lain dibanding dirinya.

Sujud Cintaku (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang