Bismillahirahmanirahiim
.
.
Happy reading ❤Tak ada kebahagiaan yang bisa Mentari gambarkan saat ini. Sejak kejadian tempo hari dimana abangnya pergi dari rumah ternyata membawa hikmah untuk keluarganya. Kini hubungan antara anak dan orangtua itu mulai membaik. Mentari berkali-kali mengucapkan terimakasih pada Laila. Karena berkat bantuan Laila, abangnya mau bertemu dan kembali pada orangtuanya, meski tak se-ramah sebelumnya. Hal itupun dilakukan pula oleh Maya, ia sangat bersyukur bisa di pertemukan dengan gadis sebaik Laila. Bahkan tak jarang mereka bertiga menghabiskan waktu bersama.
Laila yang awalnya canggung dengan Maya kini mereka terlihat akrab bagai ibu dan anak. Laila pun memanggil Maya dengan sebutan Ibu. Padahal awalnya Maya menginginkan Laila memanggilnya Mama tapi Laila sungkan dengan hal itu.
Taman belakang rumah keluarga Bagaskara kini di sulap menjadi outdoor party untuk merayakan hari ulang tahun Mentari yang ke tujuhbelas tahun. Mentari bersyukur di ulang tahunnya kali ini ia bisa merayakan bersama keluarga dan orang-orang terdekatnya.
Mentari membantu Laila yang tengah mendekorasi taman tersebut. Lebih tepatnya mengacaukan. Lihat saja saat ini Mentari meniup balon untuk dekorasi bukan membantu memasang balon tersebut Mentari malah meledakan balon itu hingga membuat Laila terperanjat kaget. Tanpa mereka sadari kegiatan mereka tengah diperhatikan oleh Andreas yang baru saja pulang dari Turki. Andreas sengaja tak memberitahu adiknya karena ia ingin memberikan kejutan untuk sang adik.
Andreas tersenyum samar melihat interaksi adik dan asisten rumah tangga nya itu. Andreas tak pernah melihat tawa lepas Mentari seperti ini. Memang Laila membawa pengaruh positif untuk keluarganya. Dan Andreas bersyukur akan hal itu. Tepukan di pundaknya membuyarkan lamunan Andreas. Ia menoleh pada sang Papa yang kini tengah menatap kedua wanita di taman belakang dengan mata penuh binar.
"dari awal dia datang ke rumah ini entah kenapa feeling Papa dia itu anak yang baik. Dia yang mengajarkan Mentari jadi anak yang lebih patuh dan disiplin. Dia juga yang menyadarkan Mentari untuk tetap berbakti sama Mama nya."
Andreas pun membetulkan hal itu dalam hatinya. Memang sejak ada Laila keluarganya jadi lebih terarah.
"papa dukung abang kalau abang punya niat baik sama Laila. Dia anak baik, bang. Papa setuju abang sama dia." Andreas menoleh tak percaya pada sang papa
"kenapa? Papa salah bicara?" tanya Bagas
Andreas menggeleng ia kembali memusatkan pandangannya pada kedua gadis di taman belakang. "aku ngerasa gak pantas buat dia, Pa. Dia terlalu baik untuk aku."
"justru kamu membutuhkan orang seperti dia. Papa lihat semenjak kamu dekat dengan dia, dia bawa pengaruh positif untuk kamu, Bang."
Ya, Andreas akui Laila membawa pengaruh positif di hidupnya. Tapi apakah Laila mau bersanding dengannya. Sedangkan Laila sudah tau buruk nya kehidupan Andreas di masalalu.
"entahlah, Pa. Aku belum memikirkan hal itu."
"jangan terlalu lama berfikir, Bang. Papa dengar waktu itu dia di lamar sama dokter Rafa, lho." ucapnya seraya menggoda sang anak. Terbukti dari ucapannya kini raut wajah Andreas berubah masam.
"tapi yang Papa dengar dia menolaknya. Kamu masih ada peluang untuk mendekati dia, Bang. Kalau perlu kamu minta bantuan sama Mentari. Dia pasti mau bantu kamu. Tapi Papa mohon kamu jangan mempermainkan perasaannya, Bang. Dia orang baik."
Setelah mengucapkan itu Bagas masuk kedalam rumah. Pandangan Andreas kembali tertuju pada kedua wanita nya. Eh, tunggu. wanita nya?
Andreas jadi memikirkan ucapan sang Papa tentang lamaran yang tertolak. Sekelas dokter Rafa yang tingkat ke-sholehan nya diatas standar saja di tolak oleh Laila apalagi dirinya yang jauh dari kata sholeh. Tapi apa salahnya jika di coba dulu. Ya, Andreas harus mencobanya. Mencoba untuk serius bukan main-main. Karena usianya saat ini bukan usia untuk bermain-main lagi dalam hal asmara. Semoga saja niat baiknya di sambut baik oleh Laila.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sujud Cintaku (On Going)
General Fiction⚠ FOLLOW SEBELUM BACA ⚠ Dilarang copast yaa!! Ingat, Allah maha tau. 🌻🌻🌻 Menjadi korban broken home bukan lah hal yang mudah. Hal itu dialami oleh Andreas Lukman Pradana. Seorang laki-laki berusia 28 tah...