5. Rendy&Dadang

5.8K 731 70
                                    

Assalamualaikum hallo guys

Kyk dah lama gak up, hehe

Maap ya

Sebelum baca, harap vote dulu ya, dan kalo bisa , komen disetiap paragraf.

Jangan lupa buat tandai typo ✔️

Happy reading ✨
.
.
.

Alzena berjalan disepanjang koridor sambil menunduk. Gadis itu juga memasang earphone dikedua telinganya.

Ia hanya tak ingin melihat orang-orang yang menatapnya dengan tatapan meremehkan dan jijik. Dan ia juga tak ingin mendengar cemohan mereka yang entah benar atau salah.

Ia tak bisa membungkam mulut mereka secara bersamaan, jadi lebih baik ia menutup telinganya sendiri, dan memilih bodo amat dengan sekitarnya.

Setelah sampai dikelas, ia meletakkan tasnya dimeja.

Meneliti sekelilingnya, gadis itu tak menemukan orang yang ia cari.

"Nina mana?, Biasanya juga anteng duduk ditempatnya!" Gumam gadis itu.

Ia mendekat kearah kumpulan siswi yang tampaknya asik menggosip. "Eh guys, ada yang liat Nina, gak?" Tanya Alzena.

Bilang saja dia sok akrab, tapi tak ada pilihan lain, selain bertanya pada para suhu kelas. Benar kan?

Siswi-siswi itu melirik kearah Alzena sebentar, lalu melanjutkan acara bergosip rianya.

Alzena menghela nafas, sudah ia duga kalau para siswi itu tak akan menanggapi pertanyaan.

Gadis itu melangkahkan kakinya, menjauh. Namum sebelum gadis itu sepenuhnya pergi, ia sempat mengatakan sesuatu.

"Dasar emak-emak menor! Bukannya cantik, malah kek ondel-ondel, lo pada!"

"Lo ngomong apa tadi!" Ucap salah satu siswi.

"Astagfirullah! Lo budeg?! Maap ya, gue gak tau!" Alzena terbahak melihat wajah masam siswi itu.

"Lo-." Siswi itu belum sempat menyelesaikan ucapannya, Alzena sudah lebih dulu pergi dari tempat itu.

.
.
.

Alzena melangkahkan kakinya disepanjang koridor, mengedarkan pandangannya keseluruh tempat, mencari keberadaan teman barunya, Nina.

"Lo dimana sih, Nin!" Ucap Alzena.

Gadis itu terus melangkahkan kakinya hingga ia tepat berhenti didepan toilet wanita. Langkahnya terhenti saat mendengar suara yang samar-samar masuk ketelinganya.

"Duh, kasian cupu! Mau gue siram lagi?"

"Lepasin!"

"Ha? Lepasin?!. Tunggu gue puas dulu mandiin lo, baru gue lepasin!"

"Itu suara Nina! Tapi sama siapa?" Gumam Alzena.

Alzena kembali menajamkan pendengarannya.

"Di-dingin!"

"Utututu, kasian kedinginan. Mau gue tambahin?"

"Lepasin! Aku mau ba-balik ke kelas!"

"Gak!. Lo gak bakal kemana-mana, Oky."

Terdengar suara air ditumpahkan dan pekikan dari Nina.

"Sial!" Gumam Alzena.

Gadis itu langsung mendorong pintu toilet itu. Namun bukannya terbuka, pintu itu bahkan tak bergeser sama sekali dari tempatnya.

ALZENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang