17. Cerai?

6.6K 768 179
                                    

Sesuai yang tadi siang palen bilang, kalo palen bakal up abis magrib.

Jangan lupa tandai typo ✔️

Happy reading ✨

.
.
.

Alzena memandang lama ke sebuah pintu rumah yang sudah lima hari ini tidak ia tinggali.


Berada di rumah sakit, sangat membosankan. Ia merindukan suasana rumah.

Ia merindukan masakan enak yang selalu dibuatkan ibu dan mertuanya di rumah ini.

Namun saat sudah berada didepan pintu, ia malah merasa takut untuk masuk.

Entah ada apa, tapi ia merasa kalau ada sesuatu yang mengganjal dihatinya.

Seperti ada firasat buruk yang memberi tahunya bahwa akan terjadi sesuatu yang tidak ia inginkan.

"Ayok masuk Zen." Ajak Nina.

Selama dirumah sakit, hanya Nina yang menjaga Alzena. Tak ada seorangpun yang menjenguknya, kecuali Sean, Bisma, dan Rio. Dan itupun saat mereka bertiga menemani Arzeyn untuk membantu laki-laki itu membereskan barang-barang Melati yang akan pulang.

Melati memang pulang lebih dulu darinya, karena kondisi gadis itu yang sudah membaik.

Dan dibalik semua itu, ada Arzeyn yang selalu menjaga Melati dan selalu mengkhawatirkan gadis itu.

Sangat terlihat sekali bahwa Arzeyn sangat menyayangi gadis itu. Berbeda dengan dirinya.

Bahkan untuk menjenguk dan menanyakan kabarnya pun, tak pernah. Apalagi sampai menjaganya dari pagi kepagi.

Alzena jadi berfikir, apakah dulu ia terlalu bodoh karena memperjuangkan Arzeyn. Namun niat nya baik, ingin melindungi orang yang ia cinta.

Tapi apa balasan Arzeyn terhadapnya?. Sungguh mengecewakan.

Alzena tertawa kecil mengingat itu. Ia merasakan matanya mulai memanas dan berair.

"Zena?" Panggil Nina saat merasa tak ada respon dari sahabatnya, namun yang terdengar hanya tawa kecil yang seperti menyayat hati.

"Ayok Nin, kita masuk." Ajak Alzena sambil tersenyum kecil. "Tapi lo harus ingat apa yang gue bilang di RS."

Nina hanya bisa menurut.

Alzena menghela nafas panjang, tangannya terulur membuka pintu yang tak terkunci.

Klek

Satu langkah berhasil membawanya masuk.

Lalu langkah demi langkah berikutnya berhasil mengikis jarak antara Alzena dengan kamarnya. Hingga sampailah ia didepan pintu kamar yang sangat membekas diingatannya.

Tok tok tok

Alzena memberanikan diri mengetuk pintu kamar itu. Namun tak ada sahutan.

Tok tok tok

Terdengar suara langkah kaki yang mulai mendekat dari balik pintu.

Ceklek

"Eh?!" Ucap seseorang dari balik pintu.

Didetik berikutnya, semua barang yang tadi Alzena bawa, sudah tergeletak tak beraturan di lantai.

Dada gadis itu naik turun dengan deru nafas yang memburu.

Tak berbeda jauh dengan Alzena, respon Nina juga sama terkejutnya, bahkan mata gadis itu sudah membulat sempurna dengan mulut yang sedikit terbuka.

ALZENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang