21. Memperbaiki kesalahan

6.1K 580 83
                                    

Happy reading ✨
.
.
.


"Kamu pasti tau kan, apa yang Daddy maksud."

.
.
.

Arzeyn menggeleng kuat. "Enggak!. Aku gak mau dad." Tolak Arzeyn.

Tak jauh dari tempat perdebatan keluarga Arzeyn dan Alzena, ada Melati yang tengah duduk tenang disofa.

Awalnya ia tak tahu apa tujuan ia, dibawa kesini, ternyata hanya untuk melihat drama keluarga, pikir Melati.

"Tapi ini udah jadi keputusan Papi sama Daddy, Zeyn." Sahut Bram.

Arzeyn semakin kuat menggeleng. "Arzeyn gak mau. Arzeyn gak mau pisah sama Zena." Ucap laki-laki itu dengan suara yang sudah terdengar parau.

Mendengar itu, Melati sedikit tersentak. Gadis itu refleks mengepalkan tangannya.

Padahal ia sudah berharap bahwa keluarga mereka kali ini akan benar-benar hancur, tapi ternyata ia salah.

Faldi menghela nafas panjang. "Daddy kecewa." Ucap Faldi pelan, mencoba mengontrol emosinya.

Ia tak bisa marah kepada laki-laki itu, karena Arzeyn juga sudah ia anggap sebagai anaknya. "Suami macam apa kamu." Sambung Faldi.

Arzeyn menundukkan kepalanya dalam-dalam. "M-maaf, Dad."

Faldi mendongakkan kepalanya keatas sambil memijit keningnya. "Ini juga salah Daddy, Papi kamu, Mommy Naya, sama mami kamu. Kita yang terlalu memaksakan kalian. Andai dulu kita berdua enggak memaksa kalian untuk menikah, pasti hal ini gak akan terjadi."

"Maaf Dad, maafin Arzeyn." Hanya kata maaf saja yang bisa Arzeyn ucapkan karena ia juga menyadari kalau dirinya juga salah disini.

Faldi menggeleng pelan. "Jangan minta maaf ke Daddy." Sahut Faldi. "Tapi minta maaf ke Zena."

Arzeyn terdiam beberapa saat, ia menoleh kearah Alzena yang masih berpelukan dengan Naya.

Terlihat dari wajah gadis itu, kalau ia juga tengah kebingungan.

"Zen, maaf." Ucap Arzeyn sambil menatap Alzena dalam-dalam. "Aku mohon kasih aku kesempatan. Aku bakal perbaiki semuanya."

"Kak Arzeyn kenapa kayak gini?" Tiba-tiba saja Melati sudah mendekat kearah Arzeyn dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Lalu Melati menarik tangan laki-laki itu agar mengarah, kearahnya.

"Kakak udah janji kan buat ceraiin ka Zena demi aku, tapi kenapa sekarang kakak hianatin aku." Ucap Melati dengan parau.

"Mell, aku,,, maaf." Akhirnya, hanya itu yang bisa Arzeyn ucapkan kepada gadis didepannya itu. "Sekarang aku sadar, yang kita lakuin ini salah, Mell. Aku udah punya tanggung jawab. Aku udah punya istri. Aku udah punya keluarga ku sendiri. Dan aku gak bisa ninggalin tanggung jawab ku begitu aja." Jelas Arzeyn.

Melati terdiam, tangan gadis itu terkepal kuat dengan kepala yang menunduk. Tanpa fikir panjang, gadis itu langsung pergi dari situ.

"Papi sengaja bawa dia kesini sebagai bukti kalau tiba-tiba kamu mencoba buat ngelak." Sahut Bram.

"Aku gak bakal ngelak Pi, karena aku juga tau kalau apa yang aku perbuat itu salah." Sahut Arzeyn. "Tapi aku mohon, jangan pisahin aku sama Zena."

Bram dan Faldi terdiam. Kedua pria paruh baya itu saling pandang untuk beberapa saat.

"Biar ini jadi keputusan keluarganya Zena, Zeyn." Sahut Bram.

Mendengar itu, Arzeyn menoleh kearah Naya dengan wajah sedikit memelas, berharap Naya akan membelanya.

ALZENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang