24. Kecelakaan

5.1K 527 146
                                    

Hai

Lama ya upnya? Hehe maaf

Berasa merdeka bngt karena Sekarang udah gak ujian lagi, makanya waktu buat nulis jdi full.

Saran aku, kalian baca part sebelumnya ya biar g lupa sama alurnya

Happy reading ✨
.
.
.

"Zena." Langkah Alzena terhenti saat ada suara yang memanggil namanya.

Alzena berbalik, menatap malas kearah orang yang memanggilnya itu.

"Apa?"

"Kenapa gak masuk? Tadi kemana?" Tanya Arzeyn terdengar khawatir.

"UKS." Sahut Alzena jujur.

Setelah pergi dari rooftop, Alzena memilih menyendiri diUKS untuk menenangkan diri.

Kening Arzeyn tertaut. Tangan lelaki itu terulur untuk menyentuh kening Alzena. Lalu beralih mengusap puncak kepala Alzena, lembut. "Ada yang sakit? Mau gue antar pulang?"

Alzena berdecak, ditepisnya tangan Arzeyn dari kepalanya. "Ingat hukuman lo."

Alzena berbalik, melangkah menjauh dari Arzeyn. Namun baru beberapa langkah, gadis itu kembali memutar tubuhnya kearah Arzeyn.

"Thanks buat tadi pagi. Sebagai gantinya, gue gak bakal kasih tau Mommy kalo lo udah ngelanggar hukum."

Setelah itu Alzena benar-benar pergi.

.
.
.

Alzena kini tengah berada didepan gerbang.
Dipandanginya mobil-mobil yang berlalu lalang. Namun tak ada satupun tanda-tanda kehadiran mobil Mommy dan Daddynya.

Dipandanginya jam yang berada dipergelangannya. "Seharusnya udah datang." Gumam Alzena.

Bruumm bruumm

Atensi Alzena langsung terarah keasal suara itu.

Terlihat Rendy dan Dadang berlalu melewati gerbang. Senyum Alzena mengembang, gadis itu berniat memanggil keduanya, namun gerak bibirnya terhenti saat menyadari sesuatu.

Akhir-akhir ini ia, Dadang, dan Rendy, tak pernah berinteraksi lagi. Apa mungkin mereka juga berfikiran sama dengan yang lain, kalau dirinya lah yang mencelakai Melati waktu itu.

Namun tak disangka, Rendy berhenti tepat didepannya, lalu tersenyum. Dan disusul Dadang.

"Nunggu jemputan?" Tanya Dadang.

Alzena mengerjap, lalu mengangguk pelan. "Mommy sama Daddy kayaknya bakal telat jemput gue. Gue juga tadi udah coba buat nelpon, tapi gak diangkat, dan abis itu handphone gue mati." Jelas Alzena.

"Nebeng, kagak?" Tawar Dadang.

"Ha? Gak papa?" Tanya Alzena.

Dadang menyeringitkan keningnya. "Lah, Emang siapa yang larang?" Tanya Dadang balik.

"Emm anu, maksud gue, apa gak masalah gue nebeng? Nanti kalo yang lain liat, lo bakal dimusuhin." Jelas Alzena.

Dadang menipiskan bibirnya. "Tentang kejadian waktu itu ya." Ucap Dadang lalu tertawa pelan. "Sorry, waktu itu gue sempet ragu sama lo, tapi Rendy ngeyakinin gue kalo lo gak bersalah. Lo gak bakal ngelakuin hal itu."

ALZENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang