23. Pengakuan Nina

5K 601 123
                                    

Haii, maaf ya baru up

Ini udh aku tulis beberapa kali, tpi aku hapus lagi karena g srek sama alurnya.

Waktu itu juga pas dipertengahan bulan, tiba-tiba akun aku ke logout. Kyknya gra-gra adik.

Disitu aku lupa sandi.

Dan betapa bodohnya aku g kepikiran buat masuk pake nomer/email😭

Sekali lagi maaf ya.

Happy reading ✨
.
.
.

(Sebelum kejadian dihalaman belakang sekolah.)

.

Alzena berjalan cepat disepanjang koridor, tanpa menghiraukan tatapan bingung dari orang-orang.

Sesekali ia menoleh kebelakang, takut-takut kalau ada yang mengikutinya.

Drtt drtt

Handphone Alzena terus berdering namun tak kunjung diangkat oleh gadis itu. Bahkan entah berapa banyak notifikasi pesan yang sudah masuk, namun belum ia baca.

Drtt drtt

"Ck." Alzena berdecak, lalu buru-buru mengangkat telpon itu.

"BACOT ANJIR! KAGAK USAH NYEPAM! GUE OTW." Amuk Alzena lalu mematikan telpon itu kembali.

"Belakang sekolah, dekat gud-."

Bruk

"Aww!" Alzena terduduk saat tak sengaja bertabrakan dengan seseorang.

"Jalan pake mata dong!" Ucap orang yang tadi bertabrakan dengan Alzena. Orang itu adalah Almira.

"Jalan pake kaki! Mata buat ngeliat." Sahut Alzena.

Kedua gadis itu kini sibuk membersihkan roknya masing-masing.

"Ngapain lo kesini." Tanya Almira, terdengar sinis.

Alzena menoleh, memandang datar kearah lawan bicaranya. "Nemuin bestie lo."

"Bestie gue? Melati?!" Tanya Almira.

"Siapa lagi."

Almira menyeringitkan keningnya, mencoba mencerna apa yang dikatakan Alzena, lalu gadis itu tiba-tiba tersadar sesuatu.

"Lo bully Melati!" Kaget Almira.

"Dih, ngapain. Buang-buang waktu gue." Sahut Alzena.

Ting

Alzena kembali menoleh kearah ponselnya, saat suara notifikasi kembali terdengar. Gadis itu berdecak.

"Minggir!" Alzena ingin melewati Almira begitu saja, namun hal itu tak dibiarkan oleh Almira.

"Gue gak bakal biarin lo apa-apain Melati!"

Ting

Sebuah pesan kembali masuk. Dan tanpa pikir panjang, Alzena langsung mengarahkan ponselnya kearah Almira.

"Lo gak buta kan, BACA!"

Almira menyeringitkan keningnya, namun tak urung. Ia tetap membaca pesan itu. Didalam pesan itu, tertera bahwa si pengirim menyuruh Alzena untuk segera menuju tempat yang sudah disebutkan. Dan kalau Alzena menolak, sipengirim mengancam akan mencelakai orang terdekat Alzena.

ALZENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang