8. Melati

6.1K 737 94
                                    

Assalamualaikum hallo guys

Sebelum baca, ada baiknya kalian vote dulu ya

Jangan lupa tandai typo ✔️

Happy reading ✨
.
.
.

"Aku gak usah ikut aja ya," Nina menatap Dadang dengan tidak enak hati. Pasalnya ia dan Alzena akan pergi kekantin dan ditraktir oleh laki-laki itu.

"Udah lah Nin, orang Dadang nya aja kagak masalah kita porotin." Ucap Alzena. "Iya gak Dang."

Dadang mengangguk singkat.

"T-tap."

"Mending lo ikut aja. Lagian uang Dadang kagak bakal abis juga kok kalo nraktir lo sama Zena, makan." Sahut Rendy yang memotong ucapan Nina.

"I-iya." Nina menundukkan kepalanya saat mendengar itu.

"Oh iya, lo hari ini masih nginep?" Tanya Dadang.

Mendengar pertanyaan itu, Alzena mengangguk pelan. "Gak papa kan, Nin?" Tanya Alzena sambil melirik kearah Nina.

"Iya gak papa. Malah aku yang minta maaf karena ibu aku malah nyuruh-nyuruh kamu buat ngerjain ini itu." Ucap Nina tak enak hati.

"Gue gak masalah kok," ucap Alzena. "Malah gue mau bilang makasih banget ke elo sama ibu lo, karena mau nampung gue yang terbuang ini."

"Terbuang, apa kabur." Sahut Dadang.

Alzena melotot kearah Dadang. Dan dibalas cengiran lebar oleh laki-laki itu.

Sepanjang jalan menuju kantin, mereka berempat tampak asik mengobrol sampai-sampai mereka tak sadar kalau sudah berada didepan kantin.

"Busset, kapan sampenya." Kaget Dadang.

"Keknya kita punya kekuatan teleportasi deh Dang."

"Mana ada, kalian aja yang keasikan ngobrol, makanya gak sadar kalo udah sampe," sahut Nina.

"Yah, gue kira, gue punya kekuatan teleportasi kek cerita-cerita di nopel."

"Itu fiksi Zina, kagak bakal ada." Sahut Dadang.

"Zena, bangsat, bukan Zina!" Sahut Alzena tak terima. "Lo pikir gue lonteh apa, suka berzina."

"Trus yang foto sama Om-Om itu apa?!, Bukan Zina kah?"

Dugh

"Anj-."

"Apa!"

Dadang langsung menggeleng saat mendengar suara dingin itu.

Bahkan umpatan Dadang tertahan saat Rendy tiba-tiba menendang tulang keringnya.

"Thanks Ren." Ucap Alzena sambil tersenyum senang.

"Hm."

Alzena dan Rendy berjalan lebih dulu menuju meja kantin tanpa menghiraukan Dadang yang meringis sambil memegangi kakinya.

ALZENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang