26. Bahaya yang mengintai

287 36 8
                                    

Happy reading ✨

.
.
.

Arzeyn hanya diam, ia nampak fokus mengendarai mobil menuju rumah sakit. Begitu juga dengan Alzena. Gadis itu tengah sibuk dengan pikirannya.

"Satu persatu kejahatan Melati mulai keliatan. Bahkan Mira, Nina, sama Bisma juga udah tau, kan? Itu berarti Melati gak bakal tinggal diam. Dia pasti bakal ngelakuin rencana lain lagi." Alzena menggigit jemarinya sambil berfikir. "Kayak nya gue harus mulai nyusun rencana deh buat ngelawan melati sama mama nya."

"Mikirin apa sih, sampe gue panggil gak nyaut-nyaut." Arzeyn meraih tangan Alzena, menjauhkan jemari gadis itu dari mulutnya.

"Kepo amat." Sahut Alzena yang terdengar nyolot.

Arzeyn mendengus dengan jawaban gadis itu. "Mau mampir makan dulu gak?"

Alzena mengangguk. "Boleh tapi bungkus aja, gue mau makan bareng Daddy, Papi, sama Mami."

Arzeyn mengangguk paham sambil terus fokus mengendarai mobilnya. Sekitar 30 menit akhir mereka sampai di rumah sakit. Bahkan sebelum sampai, mereka sudah membeli beberapa makanan untuk di makan bersama-sama dengan yang lain.

Alzena turun dari mobil sambil menenteng beberapa kantong kresek berisi makanan, sedangkan Arzeyn masih di mobil untuk parkir.

Saat sudah sampai di kamar, ia langsung masuk.

"Punten goput." sahut gadis itu sambil memunculkan kepalanya dari balik pintu. Tak lupa ia juga memamerkan deretan giginya.

"Minimal salam kek." Sahut Faldi.

Alzena menyengir lebih lebar sambil menaruh belanjanya di atas meja. "Hehe. Assalamualaikum."

Sarah, Bram, dan Faldi menjawab salam itu secara bersamaan.

"Mami aku abis beli makan banyak loh." Alzena berucap dengan semangat. "Nanti kita makan sama-sama."

"Tapi itu gak kebanyakan Zen?" Tanya Sarah.

Alzena mengedikan bahunya. "Aku gatau kalian mau apa, jadi aku beli semuanya."

"Kamu mentang-mentang punya uang jadi boros ya." Ucap Faldi. "Ya Daddy tau, Daddy di takdirkan gak akan bangkrut 7 turunan, tapi kamu juga harus belajar hemat."

"Gapapa Faldi, lagian dia sudah menjadi tanggung jawab Arzeyn, jadi dia hanya akan fokus untuk menghabiskan uang suaminya saja." Sahut Bram.

Faldi menatap putrinya dengan mata menyimpit. Seolah-olah memberi aura intimidasi dan di bahas ledekan Alzena.

Ia sangat beruntung karena sangat di manjakan oleh mertua nya. Batin Alzena.

Tak lama Arzeyn juga datang. Lalu mereka memilih untuk makan bersama.

Setelah makan, dan membereskan sisa-sisanya, mereka mengobrol-obrol sedikit.

"Awalnya semuanya berjalan seperti biasa. Mulai dari pas saya mengantarkan Alzena ke sekolah, dan sampai ke kantor dengan Naya. Namun saat saya ingin menjemput Alzena, di tengah perjalanan ban saya mengalami kebocoran dan sialnya saat saya ingin memeriksanya, rem saya ternyata blong."

Semua orang tampak serius menyimak cerita Faldi, bahkan Alzena juga.

"Daddy lupa servis?" Tanya Arzeyn.

Faldi menyengir. "Telat 3 hari doang. Gara-gara sibuk sama kerjaan."

"Ishhh lain kali pentingin keselamatan diri dulu." Sahut Alzena saat itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALZENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang