10. Perasaan cinta?

5.9K 668 57
                                    

Hai gays

Berapa hari ya palen kagak up cerita ini?, Brasa lama deng, keknya.

Happy reading ✨
.
.
.

"Sekarang apa?" Tanya Alzena.

"Kita pulang!" Mendengar itu, Alzena terdiam.

Gadis itu menoleh kekanan dan kekiri sambil menggoyang-goyangkan tangannya yang terborgol bersama tangan Arzeyn.

"Zeyn, bisa lepas gak?"

"Gak!"

"Aaaa, tangan gue pegel. Lepasin ya." Mohon Alzena sambil menunjukkan pupeysnya.

"Gak. Itu pasti alasan lo doangkan biar bisa kabur!"

Alzena menggeleng. "Gue gak bakal kabur kok, gue janji!" Ucap Alzena sambil mengangkat dua jarinya, membentuk V.

Arzeyn menatap Alzena datar. Dan sebaliknya, Alzena menatap Arzeyn dengan tatapan memohon.

Arzeyn menghela nafas panjang, lalu mengangguk singkat. Ia mengambil kunci borgol yang ada dikantong jaketnya, lalu membuka borgol itu.

Klek

Suara itu menjadi tanda kalau borgol itu sudah tak terkunci lagi. Buru-buru Alzena melepaskan tangannya, lalu memeriksa sekeliling tangan itu.

"Untung tangan cantik nan mulus gue gak lecet!" Ucap gadis itu lega.

Sepertinya Arzeyn memang tak membiarkan Alzena merasa bebas begitu saja. Bahkan sekarang laki-laki itu sudah menggenggam tangan Alzena erat, lalu membawa gadis itu pergi dari situ.

"Arzeyn!, Gak usah pegang-pegang, gue bukan nenek-nenek, yang harus dipegangin kalo mau jalan!" Ucap gadis itu sambil menyentak tangannya.

Genggaman Arzeyn terlepas, dan itu adalah kesempatan Alzena untuk lari. Namun baru beberapa langkah berlari, kakinya tersandung, lalu terjatuh.

"Duh, lutut gue!" Ucap gadis itu sambil memegangi lututnya yang luka.

"Kualat sama suami." Ucap Arzeyn. Laki-laki itu berjalan mendekat kearah Alzena, lalu mengulurkan tangannya.

Alzena yang faham maksud Arzeyn, tak berniat menerima uluran tangan itu. Gadis itu memilih berdiri sendiri walau hal itu sulit.

"Ayok pulang!" Ajak Arzeyn. Laki-laki itu kembali ingin meraih tangan Alzena, namun gadis itu lebih dulu menghindar.

"Gue gak mau pulang!" Sahut Alzena.

"Ck, pulang Zena!!"

"Gak!" Sahut gadis itu lagi. "Daripada gue pulang, trus bisa lo hina-hina kayak kemaren, mending gue ngegembel dijalan!"

"Yakin lo mau ngegembel?"

Pertanyaan dari Arzeyn itu, membuat Alzena terdiam.

Kalau bisa jujur sih, tentu saja ia tidak ingin jadi gembel, namun ia kan sudah terlanjur mengatakan hal itu.

Saat melihat Alzena terdiam, Arzeyn tersenyum tipis. "Pulang!, Mommy Naya nunggu lo dirumah." Ucap laki-laki itu lalu berjalan lebih dulu, meninggalkan Alzena.

"Mommy Naya nunggu dirumah?!" Gadis itu mencoba untuk mencerna apa yang Arzeyn ucapkan barusan.

"Mommy dirumah!" Ulang gadis itu. "Berarti!!" Mata Alzena langsung membulat sempurna saat menyadari satu hal.

ALZENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang